Penemuan Makam Berusia 2000 Tahun Setelah Kekeringan di Irak
![]() |
Ilustrasi reruntuhan di gurun (Freepik). |
Saat Irak tengah mengalami bencana kekeringan, para ahli arkeologi justru berhasil menemukan 40 makam kuno. Dilansir oleh Al-Jazeera, seluruh makam ditemukan saat permukaan air menurun drastis di danau reservoir terbesar Irak.
Makam yang dihipotesa berumur lebih dari 2.300 tahun, ditemukan di ujung pesisir bendungan Mosul, wilayah Khanke, Provinsi Duhok di bagian utara Irak.
"Hingga saat ini, kami berhasil menemukan sekitar 40 makam kuno," ujar Bekas Brefkany, Direktur Kebudayaan Kuno dari Duhok, dan kepala eksvakasi arkeologi di wilayah tersebut, pada hari Sabtu (6/9).
Anggota tim Brefkany sempat menjelajahi area bendungan pada tahun 2023 lalu, namun hanya menemukan beberapa bagian dari makam kuno. Tahun ini, mereka berhasil menemukan banyak makam, karena drastisnya permukaan yang menurun.
Bencana Kekeringan yang Membuka Jalan Ekskavasi
Arkeolog telah menemukan banyak reruntuhan berumur ribuan tahun di area bendungan Mosul, akibat bencana kekeringan selama lima tahun terakhir di Irak.
"Kekeringan telah memberi dampak jelek yang signifikan pada banyak aspek, seperti agrikultur dan listrik. Tetapi bagi kami, para arkeolog, bencana ini justru memberi jalan," ujar Brefkany.
Menurut Brefkany, makam yang baru ditemukan berasal dari jaman Hellenistic atau Hellenistic-Seleucid. Timnya tengah bekerja untuk mengangkut makam menuju museum Duhok, demi penelitian dan pengamanan lanjut, sebelum area danau akhirnya terendam kembali.
Wilayah Irak yang sangat rapuh dalam menghadapi efek perubahan iklim, telah mengalami naiknya suhu, kekurangan jumlah air tanah, dan kekeringan parah selama bertahun-tahun lamanya.
Pemerintah Irak memperingatkan bahwa tahun 2025 adalah yang paling kering sejak tahun 1933 lalu, dengan jumlah kandungan air tanah hanya sekitar 8 persen dari kapasitas aslinya.
Pemerintah Irak menyalahkan pula pembangunan bendungan di kedua negara tetangganya, yaitu Iran dan Turki. Secara dramatis, kedua bendungan malah mengurangi aliran air dari sungai Tigris dan Efrates, yang telah mengaliri Irak selama ribuan tahun lamanya.
Komentar
Posting Komentar