Sungai Sebagai Bagian Peradaban Manusia

 

Ilustrasi sungai melewati kota (Pexels).

Sungai sangatlah penting bagi manusia. Dilansir dari National Geographic, Saat prasejarah, banyak manusia tinggal di pesisir sungai, dimana mereka menangkap ikan, meminum air, memasak, atau mandi.

Sejarah Fungsi Sungai Bagi Manusia

Lalu, banyak manusia paham akan suburnya tanah di sekitar aliran sungai, yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Peradaban manusia yang pertama kali membudidayakan tanah subur berada sekitar Sungai Nil di Mesir, Sungai Indus di Asia Selatan, Sungai Tigris dan Eufrates di Timur Tengah, serta Sungai Huang (Kuning) di China.

Berabad-abad kemudian, sungai telah memberi jalur perdagangan, penjelajahan, dan hunian. Sungai Volga di Eropa Timur telah membentuk budaya Skandinavia dan Rusia, di sekitar sungai untuk berdagang dengan Persia, dekat muaranya di Eropa Selatan. 

Sungai Hudson yang dinamai dari penjelajah Inggris bernama Henry Hudson, sempat mengikuti aliran sungai, yang kini dinamai sebagai 'Dunia Baru'.

Ketika kota dan industri dikembangkan, angin yang mempercepat aliran sungai dapat menjalankan batu gerinda. Contohnya di sekitar Sungai Thames di Inggris, Sungai Mississippi di AS, dan Sungai Ruhr di Jerman.

Sungai tetap penting hingga sekarang. Banyak kota terkenal berada di sekitar Sungai, diantaranya adalah New York di AS, Buenos Aires di Argentina, London di Inggris, Kairo di Mesir, Kalkuta di India, dan Shanghai di China.

Bahkan, biasanya sungai adalah bagian tertua di sebuah kota. Paris di Perancis contohnya, dinamai dari orang Jaman Besi yang dikenal sebagai Parisi, dan sempat tinggal di pulau serta pesisir Sungai Seine.

Sungai terus memberi jalur transportasi, minum, irigasi lahan pertanian, dan sumber tenaga listrik bagi rumah dan banyak industri.

Mengelola Sungai

Pengelolaan sungai adalah proses menyeimbangkan kebutuhan komunitas, dan pemegang kekuasaan dunia, yang mungkin tinggal di sekitar pesisir sungai. 

Sungai adalah habitat alami bagi ikan, burung, banyak kehidupan liar lainnya. Sungai menyediakan pula area rekreasi dan olahraga bagi manusia, seperti memancing dan kayak.

Industri tergantung pula pada sungai, untuk mengirimkan komoditas dan orang di seluruh benua. Sungai menyediakan pula sumber pembangkit tenaga listrik bagi jutaan rumah dan bisnis.

Petani dan bisnis agrikultur sangat mengandalkan sungai untuk transportasi dan irigasi lahan pertanian. Merawat sungai harus disesuaikan dengan kondisi generasi saat ini dan di masa depan (yang tetap tergantung pada para penguasa dunia alias pemegang tonggaknya).

Konstruksi Dam (Bendungan)

Dam atau bendungan adalah suatu barikade yang dibangun untuk menahan atau merubah arah aliran sungai. Manusia telah membangun dam selama ribuan tahun lamanya di berbagai jenis sungai selama sejarah.

Dam dibangun dengan banyak tujuan, diantaranya adalah untuk mencegah banjir atau membudidayakan dataran banjir, yang sebelumnya terendami oleh sungai.

Fungsi dam lainnya adalah untuk mengembangkan agrikultur, sumber air bagi area urban dan rural, serta menyediakan tenaga sebagai aliran listrik.

Pada tahun 1882, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) pertama dibangun di Sungai Rubah, di Appleton, Wiscounsin, AS. Sejak saat itu, ribuan PLTA dibangun di seluruh dunia, yang menggunakan aliran air sebagai sumber penggerak generator pembangkit listrik. 

Hanya tujuh persen di AS, dan sekitar 19 persen tenaga listrik memiliki sumber tenaga generator dari aliran air, sementara China memiliki PLTA terbesar di dunia.

PLTA dapat diperbaharui karena air akan terus dikembalikan lewat siklusnya, dan tidak terbakar habis seperti bahan bakar fosil. PLTA tidak akan menyebabkan polusi atau efek rumah kaca.

Namun, PLTA dan dam tetap memiliki beberapa efek negatif pada alam, contohnya adalah dengan merubah aliran dan suhu sungai. Perubahan ekosistem dapat mengganggu spesies ikan dan banyak hewan liar lainnya, yang tinggal di sekitar area sungai.

Walau PLTA tidak berakibat efek rumah kaca, tanaman akan terjebak lalu busuk di penampungan (reservoir) air. Materi tanaman yang busuk akan menghasilkan karbon dioksida, sebagai sumber utama efek rumah kaca, ke atmosfer bumi.

Dam juga berpengaruh pada manusia yang tinggal disekitarnya. Contohnya saat 1,3 juta orang perlu pindah dari rumahnya, demi konstruksi dan penampungan air Dam Three Gorges di China. Aktivis HAM mengklaim bahwa warga tidak menerima kompensasi sepadan, setelah mereka dipindahkan dari rumah kediaman asalnya.

Dam juga dapat mempengaruhi populasi ikan dan kesuburan daratan banjirnya. Ikan tidak dapat bermigrasi dan berkembang biak. Terputusnya aliran sungai dan berkurangnya tanah subur akibat dam, dapat mengganggu kelangsungan hidup nelayan dan petani di sekitar sungai. Bahkan konsumen pun terpengaruh.

Dam dengan penampungan air yang besar mampu mengakibatkan gempa. Berat air di penampungan dapat menyebabkan sesar di lempengan tektonik untuk terselip, saling menabrak, dan menyebabkan gempa bumi.

Polusi Sungai

Selama berabad-abad lamanya, manusia telah tergantung pada sungai untuk banyak hal. Sungai menyediakan jalur air untuk mengirimkan komoditas, konstruksi berbagai kota, dan lahan subur untuk pertanian.

Penggunaan intensif sungai telah menyebabkan banyak polusi, diantaranya adalah pembuangan sampah, selokan, sisa pabrik, dan sisa agrikultur (yang berisi pupuk dan pestisida).

Tahun 1960an lalu, banyak sungai di dunia terpolusi parah, sehingga ikan dan mahluk liar lainnya tidak dapat tinggal didalamnya. Banyak air bahkan tidak aman diminum, direnangi, atau bahkan digunakan untuk kebutuhan lainnya.

Contoh terkenal adalah Sungai Cuyahoga, yang berada di Negara Bagian Ohio, AS, dan menuju Danau Erie. Sungai ini adalah jalur utama pengiriman komoditas dan penumpang dari Midwest menuju Great Lakes. Polusi minyak di Cuyahoga bahkan menyebabkan puluhan kali kebakaran, selama abad 19 dan 20 lalu.

Sejak kebakaran tahun 1969, hukum yang lebih ketat telah membantu bersihnya kembali sungai terpolusi. Hukum tersebut mencegah beberapa jenis kimiawi dari pabrik untuk dibuang ke sungai, menahan jumlah sisa agrikultur, melarang pestisida beracun, dan menambah tahap perawatan selokan.

Walau situasi sungai dunia semakin baik, justru beberapa malah semakin buruk. Contohnya Sungai Citarum di Indonesia, yang dikabarkan sebagai sungai terpolusi di dunia. 

Pabrik tekstil di sekitar sungai Citarum telah membuang banyak sisa pabrik ke sungai. Sampah yang menggenang di permukaan sungai sangatlah tebal, sehingga airnya tidak dapat terlihat.

Walau warga manusia telah menahan jumlah polusi sungai, senyawa kimiawi berbahaya tetap saja terkandung didalamnya. Banyak polutan membutuhkan waktu tahunan untuk terurai. 

Polutan akan tetap berada di hewan liar sungai, contohnya adalah senyawa kimiawi pada alga, yang dimakan oleh ikan dan serangga, lalu dimakan oleh ikan lebih besar atau manusia. Setiap rantai makanan dari sungai, tetap meninggikan jumlah resiko kimiawi berbahaya.

Di beberapa bagian Amerika Utara dan Eropa, terdapat masalah hujan asam, yang berasal dari emisi pabrik dan kendaraan, dan tercampur pada kelembaban udara. 

Asam yang terbentuk akan sangat berbahaya bagi banyak mahluk, saat turun sebagai hujan atau salju. Asam akan terkumpul di gletser, aliran sungai, danau, dan menyebabkan air terpolusi dan mematikan banyak hewan liar.

Aktivis lingkungan, komunitas warga, dan pemerintah tetap mencoba memahami dan menyelesaikan masalah polusi ini. Alasannya adalah untuk mengamankan air minum dan habitat, dimana ikan dan hewan liar bisa tinggal. Maka, sungai haruslah tetap bersih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Negara Mengakui Kedaulatan Negara Palestina saat Majelis Umum PBB

Contoh Kasus Obat Resep Dokter Berujung Adiksi Heroin

Cara Louis Braille Merelovusi Sistem Penulisan Aksara

Timo Tjahjanto Menyutradarai Film Nobody 2

Animasi 2D Mantap dari Indonesia ala Panji Tengkorak

Sejarah Awal Terbentuknya Pariwisata Sebagai Komoditas Budaya

Fitur Keamanan Instagram dan Youtube Bagi Anak Kecil dan Remaja

Para Biarawan Sempat Membantu Inovasi Bahasa Isyarat

Gejala dan Pencegahan Demam Berdarah