Meta Memperbaharui AI Chatbot-nya Agar Aman dan Ekspresif

 

Logo perusahaan Meta (Freepik).

Meta menyatakan tengah merubah cara untuk melatih AI Chatbot-nya, demi memprioritaskan keamanan bagi remaja, setelah laporan investigasi mengenai ketidakamanan AI bagi pengguna dibawah umur. 

Meta akan merubah cara agar chatbot tidak lagi berdiskusi dengan pengguna remaja mengenai menyakiti diri sendiri, bunuh diri, gangguan nutrisi, atau obrolan romantis yang tidak sesuai. Perubahan ini adalah sementara, disusul oleh pembaharuan keamanan jangka panjang bagi penggguna dibawah umur.

Jurubicara Meta Stephanie Otway, menyatakan pada TechCrunch bahwa sebelum pembaharuan, chatbot dapat membahas jenis obrolan ini dengan para remaja, mengenai banyak topik yang dianggap Meta sesuai. Meta sekarang mengenali bahwa topik ini adalah sebuah kesalahan.

"Saat komunitas tumbuh dan teknologi semakin berevolusi, kami harus terus belajar mengenai bagaimana remaja berinteraksi dengan seluruh alat ini, dan memperkuat keamanannya sekaligus," ujar Otway.

"Saat kami terus memperbaharui sistemnya, kami menambahkan fitur keamanan sebagai tindakan pencegahan, termasuk diantaranya adalah dengan melatih AI agar tidak berinteraksi dengan remaja mengenai masalah ini, dengan memandu mereka pada para ahli, serta membatasi aksesnya," ujar Otway.

"Pembaharuan kini sedang dalam prosesnya, dan kami akan terus mengadaptasi pendekatan ini, agar mengamankan seluruh remaja dengan pengalaman yang cocok dengan AI," tambah Otway.

Selain pembaharuan latihan AI, Meta akan membatasi akses remaja pada berbagai frase yang mungkin memicu pembicaraan tidak sesuai. Beberapa frase berada di Instagram atau Facebook, yang bermaksud seksual. Justru, AI akan memandu frase yang mendukung edukasi dan kreatifitas.

Perubahan kebijakan ini tiba setelah dua minggu sejak investigasi Reuters, yang mengungkap kebijakan Meta mengenai chatbot. Isinya adalah AI dapat mengobrol masalah seksual dengan anak dibawah umur. Contoh lainnya nya adalah AI dapat merespon dengan gambar kekerasan atau seksual, berisi figur yang terkenal.

Meta menyatakan bahwa dokumen kebijakan tersebut tidak konsisten dengan kebijakan yang lebih luas, dan langsung dirubah. Tetapi laporan tersebut tetap memicu kontroversi mengenai keamanan anak. 

Senator Josh Hawley sempat melaporkan kebijakan AI tersebut sebagai tindakan yang salah. Koalisi dari 44 Jaksa Wilayah pun sempat mengirimkan surat kepada seluruh perusahaan AI, salah satunya Meta, agar mementingkan keamanan anak.

"Kami secara serempak melawan seluruh ketidakamanan masalah emosional anak. Kami merasa jengah atas Asisten AI yang berinteraksi dengan masalah yang dilarang oleh hukum kriminalitas kami," ujar surat dari Jaksa Wilayah. 

Otway menolak berapa jumlah pengguna dibawah umur dengan AI Chatbot-nya, dan tidak berkomentar mengenai prospek turunnya pengguna AI akibat masalah tersebut.

AI WhatsApp Diperbaharui Agar Lebih Ekspresif

Sementara AI Chatbot-nya bermasalah, Meta kini meluncurkan fitur AI baru bagi WhatsApp, sejak hari Rabu (27/8). Fitur ini bernama 'Writing Help' (Bantuan Menulis), yaitu sebuah teknologi pemrosesan kata AI dari Meta. Sayangnya, fitur ini baru berbahasa Inggris dan dikenalkan di beberapa negara saja.

Fitur Writing Help membantu pengguna agar menerima respon AI, mengenai pesan yang ditulis atau menyarankan tulis ulang. Maksudnya adalah agar pesan terasa lebih pribadi.

Dengan Writing Help, pengguna dapat diberikan saran mengenai cara menulis ulang pesan mereka, dengan kesan profesional, lucu, mendukung, atau merubah kalimatnya.

Pengguna WhatsApp dapat menggunakan fitur ini dengan mengeklik ikon pensil, yang muncul saat tengah menulis pesan.

WhatsApp menunjukkan fitur ini dengan perbandingan pesan aslinya, contohnya 'Jangan meninggalkan kaus kaki di sofa,' lalu AI dapat menyarankan pesan lucu 'Jangan merubah sofa menjadi kuburan kaus kaki,' atau sejenis berita, yaitu 'Berita Terkini: Kaus kaki ditemukan sedang santai di sofa. Cepat pindahkan!'

Dengan peluncuran fitur ini, WhatsApp berharap pengguna dapat menggunakan fitur AI saat menulis pesan, daripada menggunakan alat dari luar aplikasi, seperti ChatGPT.

Tentu, tidak semua orang akan langsung puas atas fitur ini. Pengguna mengenali pesan yang otentik, saat mengobrol pribadi dengan teman dan keluarga, daripada menggunakan AI. Menggunakan AI untuk menulis surel adalah satu fitur, tetapi berkirim pesan pada nenek sendiri adalah hal lainnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Negara Mengakui Kedaulatan Negara Palestina saat Majelis Umum PBB

Contoh Kasus Obat Resep Dokter Berujung Adiksi Heroin

Cara Louis Braille Merelovusi Sistem Penulisan Aksara

Timo Tjahjanto Menyutradarai Film Nobody 2

Animasi 2D Mantap dari Indonesia ala Panji Tengkorak

Sejarah Awal Terbentuknya Pariwisata Sebagai Komoditas Budaya

Fitur Keamanan Instagram dan Youtube Bagi Anak Kecil dan Remaja

Sungai Sebagai Bagian Peradaban Manusia

Para Biarawan Sempat Membantu Inovasi Bahasa Isyarat

Gejala dan Pencegahan Demam Berdarah