Kembalinya Boneka Jepang Miyabi ala Horor di Film Dollhouse

Yoshie yang merawat boneka saat masih berduka (TMDB).

Film boneka horor pun merambah Jepang di September tahun ini. Kali ini, judulnya adalah Dollhouse, yang berplot utama seorang ibu kehilangan gadis ciliknya, lalu mengasuh boneka miyabi selama bertahun-tahun.

Nah, berkaca pada istilah magis dan mistis yang terikat suatu benda, tentu banyak referensi lokal seperti keris, jenglot, dan benda keramat lainnya.

Namun, jika dilihat dari budaya asli negara produsen filmnya yaitu Jepang, maka suatu bentuk magis ini adalah hasil dari emosi sang ibu, yang masih terharu saat anaknya hilang. Mungkin, emosi mendalam ibu 'tertular' pada boneka tersebut.

Melansir dari cuplikannya, sang ibu merawat boneka tersebut seperti anaknya yang hilang tanpa jejak. Karena anaknya tidak dapat ditemukan, ibunya pun pasrah dan altar kematian anak sudah dipasang dirumahnya.

Sang ibu akhirnya mengasuh sebuah boneka, layaknya anak sendiri. Para dokter menyebutnya sebagai terapi boneka, agar memudahkan perasaan ibu dan ayah yang baru kehilangan anaknya.

Namun, sang ibu terus berusaha, dan memutuskan untuk hamil kembali. Sejalan dengan kesibukan ibu mengasuh anaknya, boneka pun 'cemburu' dan mulai meneror satu keluarga tersebut.

Nah, fantastis memang, tetapi tetaplah sebuah film yang dramatis. Berbeda lagi dengan ritual di Indonesia saat ada yang meninggal (upacara ala Kristen, makan-makan ala etnis Tionghoa, atau Tahlilan ala Islam), maka seluruh 'kenangan buruk' dapat langsung 'dibersihkan' dari keluarga yang ditinggalkan. 

Namun, beberapa organisasi tidak melaksanakannya setelah sesi pemakaman berakhir (seperti Islam Persis atau muslim yang tidak bergabung organisasi Islam manapun), tetapi ritual menemani keluarga berduka selalu dilaksanakan. Tujuan utamanya, agar keluarga berduka tetap ditemani dan tidak berpikiran aneh-aneh.

Dan, dari segi 'media' itu sendiri, momen kematian seseorang adalah satu kali saja. Bahkan, durasi kehidupan almarhum tentu melebihi momen kematian tersebut. Seperti pepatah orang bule, jangan sedih saat momennya berakhir, tetapi ingatlah perjalanan mencapainya.

Apalagi, jika media tersebut adalah boneka. Benda berukuran kurang dari 50 centimeter tampaknya terlalu kecil, jika dibandingkan dengan seluruh benda dan rumah yang melingkupinya. Media sebesar rumah dan lingkungan di sekitarnya, tentu menyimpan lebih banyak kenangan, daripada benda horor tersebut.

Jadi, tidak perlu memiliki kepercayaan ala pluralisme (alias semua disamakan), tetapi Bhineka Tunggal Ika saja, dimana kita berbeda-beda dan tetap bersatu juga. Bahkan, di Arab Saudi saja banyak warga Yahudi tinggal dan menetap lama.

Tampaknya sudah terlalu banyak ceramah, jadi ya setiap orang beragama, wajib percaya keberadaan dunia mistis, tetapi justru dilarang untuk mendekatinya. Maka, coba kita cek sinopsisnya saja.

Sinopsis Film Dollhouse

Suzuki Yoshie (Masami Nagasawa) adalah ibu yang kehilangan anaknya, bernama Mei. Anggota kepolisian telah gagal menemukan kembali sang anak, menyebabkan Yoshie depresi namun pasrah. Dia bersama suaminya Tadahiko (Koji Seto), akhirnya membangun altar kematian di rumahnya, demi mengenang sang anak.

Yoshie yang tengah berbelanja, menemukan sebuah boneka miyabi yang dijual. Yoshie yang masih berduka, membeli boneka tersebut dan merawatnya di rumah. Tadahiko yang kaget, mengerti maksud sang istri, lalu memakluminya. Dia bersama istrinya saling merawat boneka tersebut, layaknya anak sendiri.

Para dokter memang menyarankan, bahwa mereka membutuhkan momen merawat boneka tersebut, sebagai terapi saat keluarga masih berduka. Bertahun-tahun berlalu, Yoshie dan Tadahiko akhirnya siap untuk memiliki momongan kembali.

Yoshie kembali hamil, dan berhasil melahirkan anak keduanya, bernama Mai. Koleksi foto yang sebelumnya diisi oleh wajah Mei atau boneka miyabi, akhirnya tergantikan oleh momen bersama Mai. Boneka miyabi yang biasa menemani pun, akhirnya ditinggalkan karena kesibukan mereka.

Namun, setelah Mai semakin tumbuh, dan siap masuk sekolah TK, tiba-tiba muncul keanehan di rumah tersebut. Boneka miyabi tiba-tiba tidur bersama Yoshie, atau penampakan anak yang berlarian, padahal Mai tidak ada dirumah.

Apakah boneka miyabi memang cemburu? Ataukah ada petunjuk khusus mengenai keberadaan anak pertamanya yang hilang? Kelanjutan ceritanya dapat dicek di sinema Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Negara Mengakui Kedaulatan Negara Palestina saat Majelis Umum PBB

Contoh Kasus Obat Resep Dokter Berujung Adiksi Heroin

Cara Louis Braille Merelovusi Sistem Penulisan Aksara

Timo Tjahjanto Menyutradarai Film Nobody 2

Animasi 2D Mantap dari Indonesia ala Panji Tengkorak

Sejarah Awal Terbentuknya Pariwisata Sebagai Komoditas Budaya

Fitur Keamanan Instagram dan Youtube Bagi Anak Kecil dan Remaja

Sungai Sebagai Bagian Peradaban Manusia

Para Biarawan Sempat Membantu Inovasi Bahasa Isyarat

Gejala dan Pencegahan Demam Berdarah