Horor Kanibalisme ala Jakarta di Film Labinak

Ritual aneh di film Labinak (TMDB).

Akhirnya, kembali pula kita ke ranah film Indonesia. Film Labinak mengisahkan sebuah perjuangan guru honorer, di masa tengah sulitnya mencari 'posisi' aman dan nyaman, untuk dapat tayang di sinema Indonesia.

Perlu ditelaah kembali, bahwa latar belakang film Labinak terjadi di Jakarta, dengan karakter berlatar pendidikan. Sulitnya mencari pekerjaan stabil, serta terasa 'rendahnya' pendidikan Indonesia, menjadi penyebab utama sulitnya mencari pendapatan. 

Apalagi jika wilayahnya yang metropolitan seperti Jakarta, dan daerah sekitarnya, alias Jabodetabek. Hiruk-pikuknya kota 'pusat' tersebut, menambah banyak pembangunan infrastruktur transportasi dan pasar demi ekonomi. Namun, banyak infrastruktur penting bagi keamanan dan kenyamanan warga, malah dihindari.

Tampaknya hanya perlu diingat saja dari segi meme, yang sempat viral di berbagai media sosial. Sampai ada yang menyebut secara lucu, bahwa pencari kerja harus bermodalkan kemampuan mengendalikan empat elemen, agar bisa mulai bekerja.

Nah, bagaimana film Labinak ini? Justru kisahnya lebih berbahaya lagi, mirip dengan kisah film Battle Royale (2000) dari Jepang. Battle Royale memang sangat simbolis nan kompetitif, dimana para muridnya harus saling 'membunuh' satu sama lain, agar 'lulus.'

Nah sekali lagi, untungnya film Labinak tidak mengisahkan tawuran antar siswanya, namun mengacu pada gurunya sendiri. Dari cuplikannya, tokoh utamanya 'secara aneh' diberikan fasilitas yang 'royal' alias mewah, agar bisa mengajar di sekolah swasta mereka, setelah berhenti menjadi guru honorer.

Walau begitu, perlu diingat bahwa film Labinak ini memiliki banyak adegan sadis, dengan bumbu kanibalisme pula! Mungkin film ini kurang cocok dengan penggemar kasual, bahkan bagi yang menyukai film horor jurig.

Sinopsis Film Labinak

Najwa Andini (Raihaanun) adalah seorang janda, beranak satu, yang bekerja sebagai guru honorer. Walau hidup sulit, Najwa tetap bertekad agar anaknya, Yanti (Nayla D Purnama) tetap bersekolah hingga sukses nanti. Sayangnya, keuangan yang sulit, menyebabkan rumah mereka semakin sulit ditinggali.

Hingga sebuah ajakan menggiurkan pun tiba pada Najwa, yang menawarkan posisi sebagai guru di sekolah swasta. Tawaran tersebut meminta mereka pindah ke Jakarta, dengan fasilitas rumah dinas, beasiswa bagi Yanti, dan gaji yang memuaskan.

Najwa pun akhirnya pindah ke rumah barunya di Jakarta, bersama Yanti yang sumringah atas potensi dirinya yang aman. Namun, belum lama tinggal, banyak penampakan aneh di rumah tersebut.  Najwa dan Yanti panik, dengan menyatakan bahwa rumah mereka berhantu.

Namun, Lusius Thomas (Arifin Putra) berpendapat, bahwa kepanikan mereka terjadi karena baru saja pindah, dan mereka belum, sekaligus akan siap untuk menjadi bagian dari 'keluarga' mereka. Justru, penampakan hantu semakin sering terjadi di rumah tersebut, yang menambah panik Najwa dan Yanti.

Akankah Najwa dan Yanti berhasil menguak misteri rumah tersebut? Atau malah tergoda atas iming-iming hidup makmur bersama 'keluarga' aneh pemilik sekolah tersebut?

Jawabannya bisa ditonton di sinema-sinema Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Negara Mengakui Kedaulatan Negara Palestina saat Majelis Umum PBB

Contoh Kasus Obat Resep Dokter Berujung Adiksi Heroin

Cara Louis Braille Merelovusi Sistem Penulisan Aksara

Timo Tjahjanto Menyutradarai Film Nobody 2

Animasi 2D Mantap dari Indonesia ala Panji Tengkorak

Sejarah Awal Terbentuknya Pariwisata Sebagai Komoditas Budaya

Fitur Keamanan Instagram dan Youtube Bagi Anak Kecil dan Remaja

Sungai Sebagai Bagian Peradaban Manusia

Para Biarawan Sempat Membantu Inovasi Bahasa Isyarat

Gejala dan Pencegahan Demam Berdarah