1400 Korban Jiwa Akibat Gempa di Afghanistan
![]() |
Ilustrasi AI dampak gempa bumi (Freepik). |
Regu penyelamat kini tengah memasuki area timur Afghanistan, Kunar, setelah gempa bumi hebat bermagnitudo enam pada hari Minggu (31/8) malam, yang menyebabkan 1.411 korban jiwa dan melukai 3124 lainnya.
Dilansir dari Al-Jazeera, yang melansir dari jurubicara pemerintah Taliban, Zabihullah Mujahid, menyatakan pada hari Senin (1/9) melalui akun resmi X-nya, bahwa 5412 rumah rusak berat akibat goyangan gempa.
Kepala Pengelolaan Bencana Kunar, Ehsanullah Ehsan, menyatakan pada hari Selasa (2/9) bahwa usaha penyelamatan akan dilaksanakan di lokasi pegunungan.
"Kita tidak dapat memprediksi berapa banyak tubuh korban yang masih tertimbun puing," ujar Ehsan. "Usaha kami adalah melengkapi operasi (penyelamatan) secepatnya, dan memulai distribusi bantuan bagi keluarga yang terdampak," tambah Ehsan.
Beberapa korban dikirimkan ke rumah sakit terdekat di Provinsi Nangarhar, dan ibukota Kabul.
Selama usaha penyelamatan, Survei Geologi AS (USGS) melaporkan bahwa barat laut Afghanistan terdampak kembali gempa bermagnitudo 5,2, dengan kedalaman 10 kilometer di bawah tanah.
Sementara gempa bumi bermagnitudo 6 yang menimpa Afghanistan pada hari Minggu menjelang tengah malam, memiliki kedalaman cukup dangkal, yaitu 8 kilometer dibawah tanah.
Wilayah pegunungan menyulitkan usaha penyelamatan. Sukarelawan sulit mencapai area terpencil sepanjang perbatasan Pakistan, yang mayoritas rumah lumpurnya telah hancur akibat gempa.
Menurut Ehsan, akses kendaraan menuju jalan pegunungan adalah halangan utama bagi usaha penyelamatan. Jalanan telah rusak akibat gempa, atau tertutup longsor.
Afganistan memang sering mengalami banyak bencana gempa bumi, akibat lokasinya berada pada lempengan tektonik India dan Eurasia. Gempa bumi paling besar sempat terjadi pada Oktober 2023 lalu, yang menyebabkan lebih dari dua ribu warga meninggal di provinsi barat, Herat.
Usaha Penyelamatan oleh Warga
Warga desa setempat telah bergabung dalam usaha penyelamatan.
Obaidullah Stoman (26) yang bepergian menuju desa Wadir di Distrik Nugral, tengah mencari temannya, namun yang ditemukan hanyalah puing semata. "Saya mencari dia disini, namun tidak dapat menemukannya. Sangatlah sulit mencarinya dengan kondisi seperti ini," ujar Stoman.
Akhlaq (14) yang terluka dan dievakusi menuju rumah sakit, telah kehilangan lima anggota keluarganya. "Seluruh rumah runtuh. Saudara dan ayah saya tertimbun. Hanya saya yang berhasil selamat keluar (rumah)," ujar Akhlaq.
"Saat saya mendengar suara ayah saya, saya berhasil membantunya. Beberapa korban masih tertimbun, tetapi tidak ada satupun yang dapat membantu mengeluarkan mereka," tambah Akhlaq.
Kondisi Penyelamatan Sangat Sulit
Indrika Ratwatte sebagai koordinator kemanusiaan PBB di Kabul, menyatakan saat konferensi pers, bahwa kurangnya akses jalan bagi tim darurat, sehingga mereka harus menggunakan helikopter.
"Banyak sekali longsor dan batu yang jatuh, menyebabkan akses sangat terbatas bagi siapapun selama 24 jam awal (bencana)," ujar Ratwatte.
Saat pembaharuan situasi bencana, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berujar bahwa hancurnya jalan dan lokasi terpencil, menyebabkan desa yang terdampak sangat sulit diakses bantuan kemanusiaan.
"Rapuhnya sistem kesehatan sebelum gempa, menyebabkan kapasitas lokal kewalahan, dan ketergantungan pada faktor eksternal," ujar WHO, yang menambahkan bahwa setidaknya 12 ribu warga terdampak bencana gempa ini.
Homa Nader, delegasi untuk Afghanistan dari Federasi Palang Merah Internasional serta Masyarakan Sabit Merah, menyatakan pada Al-Jazeera bahwa sangat mustahil untuk melanjutkan usaha penyelamatan akibat rusaknya jalan.
"Tantangannya tetap sama. Kami didatangi oleh pengelolaan bencana yang tiba kemarin dengan bantuan mesin, untuk membersihkan area jalan dan puing," ujar Nader
"Mereka tiba untuk mendukung akses kemanusiaan dari Masyarakat Sabit Merah, serta operasi pencarian dan penyelamatan korban, namun situasi tetaplah sulit" ujar Nader pada hari Selasa.
Dia memperingatkan bahwa, "jumlah kematian akan meningkat drastis akibat banyak wilayah desa terpencil yang belum dapat diakses sama sekali."
Bantuan Luar Negeri bagi Afghanistan
Inggris Raya telah mengalokasikan dana sebesar satu juta pounds demi dukungan usaha PBB dan Palang Merah, dalam mengirimkan bantuan kesehatan dan suplai darurat.
Menteri Luar Negeri Inggris Raya, David Lammy menyatakan bahwa, "pendanaan ini untuk mendukung mitra kami selama bantuan kesehatan kritis dan suplai darurat pada wilayah yang terdampak bencana besar."
Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar menyatakan negaranya telah mengirimkan seribu tenda keluarga menuju Kabul, sekaligus 15 ton makanan kepada Kunar, dengan suplai kemanusiaan lain akan tiba pada hari Selasa mendatang.
Uni Eropa menyatakan tengah mengirimkan 130 ton suplai darurat dan satu juta euro, untuk membantu seluruh korban bencana.
Komentar
Posting Komentar