Sejarah Perkembangan Televisi Digital
![]() |
Ilustrasi televisi digital (Freepik). |
Teknologi televisi digital mulai merebak umum mulai tahun 1990an lalu. Dilansir dari Britannica, ahli profesional di AS terpacu akan demonstrasi sistem televisi analog berdefinisi tinggi (HDTV) pada tahun 1987 lalu.
HDTV dikenalkan oleh NHK, yaitu perusahaan jaringan televisi publik dari Jepang. Demonstrasi ini memicu FCC untuk berkompetisi dalam menciptakan HDTV dari Amerika.
Bulan Juni 1990, General Instrument Corporation (GI), mengejutkan industri dengan mengenalkan sistem televisi digital pertama di dunia. Didesain oleh insinyur kelahiran Korea, Woo Paik, sistem GI memunculkan gambar sebanyak 1.080 garis warna, melalui layar lebar (widescreen), daripada kanal televisi biasa.
Masalahnya, produksi televisi digital,memerlukan pita lebar (bandwidth). Bahkan sinyal televisi definisi standar memerlukan lahan 10 kali lipat dari frekuensi radio, setelah digitalisasi. Biasanya setiap kanal menyiarkan enam megahertz.
Agar HDTV dapat diterapkan, frekuensinya harus diperkecil hingga satu persen dari lahan aslinya. Tim G1 lalu menanggulangi masalah transmisi dengan perubahan pada gambar, setelah rangka kerjanya lengkap.
Setelah beberapa bulan sejak demonstrasi dari GI, Zenith Electronics Corporation dan David Sarnoff Research Center mengumumkan sistem digital HDTV mereka sendiri. Tahun 1993 lalu, kedua perusahaan dengan empat laboratorium TV membentuk aliansi untuk mengembangkan televisi yang dapat dijual di pasar.
Selama kurun waktu tersebut, beberapa kemungkinan selain HDTV bermunculan. Penyiar digital akan menampilkan gambar berdefinisi tinggi melalui kanal standar enam megahertz, tetapi mereka melaksanakannya dengan lima hingga enam program berdefinisi standar sekaligus melalui kanal yang sama.
Transmisi digital membuat istilah Smart TV menjadi mungkin, saat televisi di rumah menjadi komputernya sendiri. Berarti penyiar tidak hanya akan meminta layanan bayar per tontonan atau program hiburan interaktif, tetapi melalui layanan surel, paging dua arah, dan akses internet.
Pada akhir 1996 lalu, FCC menerima standar yang dicanangkan oleh Komite Sistem Canggih Televisi (ATSC) untuk semua televisi digital, baik itu itu berdefinisi tinggi atau standar di AS.
Menurut rencana FCC, seluruh stasiun di AS akan menyiarkan digital mulai bulan Mei 2003, pada kanal keduanya. Mereka akan menyiarkan secara analog pula, dan program akan disiarkan serentak, agar publik dapat merubah produk televisinya secara bertahap.
Maka pada tahun 2006, transmisi analog dihentikan, televisi lama tidak berguna lagi, dan para penyiar akan mengembalikan spektrum frekuensi kepada pemerintah untuk dilelang atau kebutuhan lainnya. Begitulah rencananya, dan dalam waktu cepat, jadwal FCC pun diragukan, dan masa depan TV digital belum jelas.
Baru sekitar tiga persen dari 25 juta TV yang terjual di Amerika tahun 2000 adalah digital, walau 150 stasiun di 52 kota telah menyiarkan digital selama tahun tersebut. Mayoritas stasiun tersebut menyiarkan program definisi standar dengan format dan penyiaran digital.
Karena belum ada HDTV yang dikenal, sehingga publik pun belum sadar akan kehadiran kanal digital. Terlebih lagi, sekitar dua pertiga warga AS berlangganan TV kabel, dimana perusahaannya menolak menyiarkan secara digital.
FCC akan meresponnya dengan membuat kebijakan agar TV kabel menyiarkan secara digital, namun hal ini menyebabkan konsumen harus membeli kotak kabel digital. Banyak ketidaksetujuan desain kotak tersebut di ranah industrinya.
Sementara di Eropa, perkembangan penyiaran digital lebih maju dibanding AS, karena tidak perlu menggunakan HDTV.
Pada tahun 1993, sebuah persetujuan dari perusahaan penyiaran, manufaktur, dan pembuat kebijakan hukum setuju dengan standar Penyiaran Video Digital (DVB). Penerapan standar ini pada penyiaran satelit, kabel, dan duniawi pun memberi jalan bagi penyiaran digital di Eropa.
Pada akhir dekade 90an, sekitar 30 persen rumah di Inggris Raya telah mengakses program digital, melalui televisi digital atau kotak konversi digital bersama versi analognya. Jepang memulai penyiaran digital melalui satelit pada Desember 2000 lalu, dan berencana menggunakan modifikasi DVB mulai tahun 2003.
Jepang dan Eropa menargetkan konversi televisi digital dalam kurun waktu yang sama, yaitu sekitar tahun 2006 hingga 2010. Namun mereka tetap mencapai masalah penerimaan pasar, sehingga jadwal transisi televisi digital tetap diragukan di seluruh dunia saat kurun waktu tersebut.
Komentar
Posting Komentar