Ratusan Warga Meninggal di Pakistan Akibat Longsor dan Banjir

Ilustrasi sisa bangunan di lokasi bencana banjir (Pexels).

Banjir bandang akibat perubahan iklim menyebabkan 337 warga meninggal di barat laut Pakistan, seperti diutarakan oleh Otoritas Pengelolaan Bencana Nasional Pakistan, yang dilansir lagi oleh Al-JazeeraSementara puluhan korban lainnya masih hilang di area yang terdampak banjir bandang selama beberapa hari terakhir.

Di distrik Kishtwar, regu darurat melaksanakan usaha penyelamatan hingga hari Minggu (17/8), di wilayah desa terpencil Chositi. Setidaknya 60 warga kehilangan nyawa dengan 150 lainnya terluka, 50 diantaranya luka serius.

Jurubicara regu darurat, Mohammad Suhail, menyatakan bahwa 54 mayat telah ditemukan setelah usaha penyelamatan berjam-jam lamanya di Buner, distrik pegunungan di Provinsi Khyber Pakthunkhwa. Hujan deras menyebabkan banjir bandang pada hari Jumat (15/8) lalu di wilayah ini. 

Beberapa warga masih hilang hingga kini, dengan usaha pencarian korban difokuskan pada area dimana rumah yang rata akibat terdampak banjir. Air tiba dari gunung dengan membawa banyak bebatuan, dan menabrak rumah layaknya ledakan.

Aparat pemerintah telah memperingatkan bahwa banjir dan longsor mungkin terjadi hari Senin (18/8) hingga Selasa (19/8) mendatang, menyebabkan pemerintah lokal harus tetap bersiaga.

Hujan moonson yang lebih deras dari biasanya telah menimpa Pakistan sejak tanggal 26 Juni lalu. Musim moonsoon dapat menyebabkan hujan deras cloudburst, yang berarti jumlah hujan yang ekstrem menimpa area kecil dalam durasi yang cepat. 

Hujan deras sejak Juni lalu telah menyebabkan 600 warga Pakistan kehilangan nyawa. Pemerintah telah membangun dapur darurat di Chisoti, dimana lebih dari seratus pengungsi berada.

Kontributor Al-Jazeera Kamal Hyder, melaporkan dari Mingora, Pakistan, bahwa operasi penyelamatan masih dilaksanakan.

"Di Qadar Nagar, sebuah desa terpencil di Utara Pakistan, teman dan keluarga tengah mendekorasi upacara perkawinan, saat banjir lumpur menyerbu rumah mereka," ujar Hyder. 28 anggota keluarga yang berkumpul telah meninggal semua. 

"Pemerintah menyatakan akan membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk membersihkan area jalan, lalu operasi perbaikan baru dapat dilaksanakan. Kerusakan infrastruktur sangatlah luas, dengan peringatan bahwa badai akan terus tiba," ujar Hyder.

Warga Mengkritisi Pemerintah Pakistan

Warga yang marah di Buner, Pakistan, menuduh aparat yang gagal memberi peringatan kepada warga untuk evakuasi, sebelum hujan deras dan banjir serta lumpur menyerbu warga. Belum ada peringatan bencana dari masjid setempat, yaitu metode tradisional di lokasi terpencil.

Mohammad Iqbal, seorang guru di desa Pir Baba, menyatakan pada AP News bahwa telatnya sistem peringatan telah menyebabkan banyak korban dan memaksa warga melarikan diri diakhir momen bencana.

"Penyintas kabur tanpa membawa apapun. Jika warga diperingati sebelumnya, banyak nyawa dapat terselamatkan dan warga dapat berpindah ke lokasi yang lebih aman," ujar Iqbal.

Pemerintah Pakistan menyatakan bahwa sistem peringatan telah dilaksanakan, tetapi hujan deras turun dengan kuat dan tiba-tiba di Buner, sehingga warga belum dapat diperingatkan. 

Letnan Jenderal Inam Haider Malik, kepala Otoritas Pengelolaan Bencana Nasional Pakistan, menyatakan saat konferensi pers di Islamabad, bahwa saat ini Pakistan terdampak perbedaan pola cuaca akibat perubahan iklim.

Sejak musim moonson yang tiba bulan Juni di Pakistan, curah hujan turun 50 persen lebih banyak dari tahun lalu. Malik memperingatkan pula bahwa cuaca yang lebih intensif akan tiba, dengan ramalan hujan cloudburst selama bulan Agustus ini.

Asfandyar Khan Khattak sebagai Direktur Jenderal Otoritas Pengelolaan Bencana Provinsi, menyatakan bahwa tidak ada satupun sistem ramalan cuaca yang dapat mempredisiki waktu dan lokasi yang tepat mengenai hujan cloudburst.

Idrees Mahsud sebagai aparat pengelolaan bencana, menyatakan bahwa sistem peringatan bencana Pakistan menggunakan pindaian satelit dan data meteorologi untuk mengirimkan peringatan kepada pemerintah lokal.

Peringatan ini dibagikan melalui media dan pemimpin komunitas. Mahsud berujar bahwa hujan monsoon yang biasanya hanya menambah derasnya air sungai, kini justru menyebabkan banjir di pemukiman.

Pakistan sering mengalami banjir bandang dan longsor selama musim moonson, yang dimulai sejak Juni hingga September. Terutama di wilayah barat laut Pakistan, dimana banyak desa berada di lokasi tinggi nan curam dan pesisir sungai.

Para ahli menyatakan bahwa perubahan iklim telah meningkatkan frekuensi dan tingkat bahaya cuaca ekstrem di Asia Selatan. 

Walau Pakistan hanya memproduksi satu persen emisi pemanasan global, tetap saja banyak masalah gelombang panas, hujan deras, dan banjir sisa gletser yang yang dapat merusak komunitas dalam waktu beberapa jam saja.

Bencana Banjir di India

Hujan cloudburst menyebabkan beberapa wilayah Kashmir milik India terkena bencana pula selama beberapa hari terakhir.

Pada hari Jumat lalu, regu penyelamat India telah menarik mayat dari lumpur dan reruntuhan gedung, setelah banjir menimpa sebuah desa di sekitar Himalaya. 60 warga meninggal sementara puluhan lainnya hilang terbawa banjir. 

Bencana banjir di dua desa distrik Kathua, wilayah Kashmir milik India, telah menyebabkan tujuh kehilangan nyawa, dan melukai lima lainnya pada Sabtu (16/8) malam lalu.

Pernyataan dari Sekjen PBB

Pada pernyataannya hari Minggu lalu, Sekretaris Jenderal PBB menyatakan belasungkawa atas terjadinya bencana di Pakistan. "Rasa duka mendalam bagi warga yang kehilangan nyawa di wilayah India dan Pakistan," ujar Guterres melalui jurubicaranya, Stephane Dujarric. 

"Sekretaris Jenderal PBB menyatakan duka bagi keluarga korban, dan ikut solidaritas atas seluruh korban yang terdampak bencana ini. Anggota Tim Negara PBB bersama Pemerintah Pakistan akan memberi bantuan kepada korban bencana," tambahnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Negara Mengakui Kedaulatan Negara Palestina saat Majelis Umum PBB

Contoh Kasus Obat Resep Dokter Berujung Adiksi Heroin

Cara Louis Braille Merelovusi Sistem Penulisan Aksara

Timo Tjahjanto Menyutradarai Film Nobody 2

Animasi 2D Mantap dari Indonesia ala Panji Tengkorak

Sejarah Awal Terbentuknya Pariwisata Sebagai Komoditas Budaya

Fitur Keamanan Instagram dan Youtube Bagi Anak Kecil dan Remaja

Sungai Sebagai Bagian Peradaban Manusia

Para Biarawan Sempat Membantu Inovasi Bahasa Isyarat

Gejala dan Pencegahan Demam Berdarah