Palestina Akan Diakui oleh Perancis, Inggris, dan Kanada
![]() |
Foto simpatisan berbalut bendera Palestina di sekujur tubuhnya (Pexels). |
Presiden Perancis Emmanuel Macron menyatakan pada hari Kamis (24/7), bahwa negaranya akan mengakui kedaulatan negara Palestina, seperti dilansir dari situs Al-Jazeera.
Pernyataan tersebut diunggah melalui akun resmi X milk Macron, yang akan diresmikan saat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), bulan September mendatang.
"Untuk mempertahankan komitmen sejarah yang adil dan kedamaian berkepanjangan di Timur Tengah, saya memutuskan bahwa Perancis akan mengakui Negara Palestina. Saya akan menyatakannya secara resmi saat Majelis Umum PBB, bulan September tahun ini," ujar Macron.
Pada unggahan tersebut, Macron membagikan pula sebuah surat pada pemimpiin Otoritas Palestina (PA), Presiden Mahmoud Abbas, yang menunjukkan niatan baik tersebut.
Wakil Presiden Palestina, Hussein al-Sheikh, menyanjung Macron. "Posisi ini menunjukkan komitmen Perancis pada hukum internasional, dan dukungan bagi perjuangan warga Palestina, serta berdirinya kedaulatan negara kami," ujar Sheikh.
Sebelumnya Macron memang sempat mengindikasikan negaranya akan mengakui negara Palestina. Menteri Luar Negeri Perancis berkunjung dan mengadakan konferensi di PBB mengenai masalah ini, pada akhir Juli lalu.
Pergerakan politik dapat merubah pandangan Perancis, sebagai negara terbesar dan paling berpengaruh di Eropa, untuk mengakui kedaulatan negara Palestina.
Pernyataan ini tiba setelah beberapa anggota Uni Eropa, seperti Norwegia, Irlandia, dan Spanyol mengindikasikan bahwa mereka akan melalui proses yang sama.
Pengakuan Palestina oleh Inggris
Menyusul Presiden Perancis, Perdana Menteri Inggris Raya, Keir Starmer menyuarakan pula akan mengakui kedaulatan Negara Palestina.
Pernyataan ini diutarakan pada hari Selasa (29/7), setelah pemerintah Inggris melaksanakan rapat darurat pada hari yang sama. Rapat tersebut berisi pengakuan Palestina saat Majelis Umum PBB di New York.
"Saya selalu menyatakan bahwa kami akan mengakui negara Palestina, sebagai bagian dari proses kedamaian, dan momen berdampak maksimum bagi (solusi) dua negara," ujar Starmer.
"Saat ini, solusi terancam dibatalkan, maka momen ini saatnya untuk bertindak," tambah Starmer.
"Jadi hari ini, sebagai bagian dari proses menuju kedamaian, Inggris Raya akan mengakui negara Palestina saat Majelis Umum PBB bulan September mendatang, kecuali pemerintah Israel melaksanakan langkah khusus di Gaza," ujar Starmer.
Bersama delegasi dari Perancis dan Arab Saudi, Menteri Luar Negeri Inggris Raya, David Lammy, melaksakanan konferensi di markas PBB di New York, pada hari Rabu (30/7) lalu. Konferensi ini adalah komitmen Inggris Raya untuk mendukung pemerintahan dua negara bagian di Palestina.
Lammy menyatakan bahwa genggaman sejarah ada di pundak kami, yang mengacu pada pengakuan negara Palestina. Mengingat pula peran penting Inggris Raya. saat pembentukan negara Israel melalui Deklarasi Balfour, tahun 1917 lalu.
Pengakuan Palestina oleh Kanada
Kanada pun menyusul Perancis, Inggris, dan beberapa negara lainnya untuk mengakui kedaulatan negara Palestina. Pernyataan ini diutarakan oleh Perdana Menteri Mark Canney pada hari Rabu (30/7) lalu.
Canney menyatakan bahwa Ottawa berharap bahwa solusi dua negara dapat dicapai dengan negosiasi perdamaian, namun pendekatan tersebut dianggap tidak dapat dipertahankan lagi.
"Kanada berniat untuk mengakui negara Palestina saat sesi Majelis Umum PBB, bulan September 2025 ini," ujar Carney.
Carney menyatakan bahwa pengakuan ini adalah untuk mendukung reformasi dari Otoritas Palestina dan Presiden Mahmud Abbas, yang berkomitmen untuk mengadakan pemilu tahun 2026 mendatang.
Carney menegaskan bahwa Hamas tidak akan memiliki peran untuk Palestina di masa mendatang, dan tidak diperbolehkan untuk mengikuti pemilu sama sekali.
"Mempertahankan solusi dua negara, berarti mendukung seluruh warga yang memilih jalur perdamaian daripada kekerasan," ujar Carney.
Amerika Serikat Menolak Diakuinya Palestina
AS akan menolak mengakui negara Palestina. Sebelumnya pada awal bulan Juli lalu, Presiden Donald Trump menyepelekan pernyataan Presiden Perancis, Emmanuel Macron tentang pengakuan Palestina.
"Apa yang dia (Macron) katakan tidak berpengaruh. Pengakuan tersebut tidak akan merubah apapun," ujar Trump.
Pada hari Selasa (29/7) lalu, Trump menolak pula pergerakan poltik dari Inggris Raya. Trump menyatakan bahwa isu tersebut tidak diangkat saat rapat bersama Perdana Menteri Keir Starmer di Skotlandia.
"Anda berpendapat bahwa pengakuan tersebut memberi hadiah bagi warga (Palestina), tetapi justru malah mendukung Hamas jika itu terjadi. Hamas tidak boleh didukung sama sekali. Jujur saya, saya tidak setuju," ujar Trump.
Sepintas Sejarah Negara Palestina
Belum jelas bagaimana pengakuan ini dapat mempengaruhi wilayah Pesisir Barat dan Gaza, yang keduanya dapat membentuk negara Palestina.
Mendiang Presiden Palestina, Yasser Arafat mendeklarasikan kemerdekaan Palestina saat Intifada Pertama, tahun 1988 lalu. Aljazair adalah negara pertama yang mengakuinya. Puluhan negara dari Timur Tengah dan Afrika, langsung ikut mengakuinya dalam seminggu pertama.
Setidaknya 142 negara dari 193 anggota PBB telah mengakui atau berencana untuk mengakui kedaulatan negara Palestina. Beberapa masih menolaknya, seperti AS.
Komentar
Posting Komentar