Drama Musikal Indonesia Jaman Kolonialisme di Film Siapa Dia

Nicholas Saputra dan Gisella Anastasia di film Siapa Dia (TMDB).

Naaaaah, sekali lagi...! Di bulan Agustus, masanya merayakan kemerdekaan, kurang sreg rasanya kalau tidak membahas film dari INDONESIA! Tentu, dengan kesan dan pesan yang lebih mengacu pada jaman koloniasme pula.

Mengacu momen kemerdekaan, maka perlu diingat kembali tanpa bom atom dari AS yang menimpa dua kota di Jepang, Indonesia tampaknya bukan lagi 'Indonesia' lagi (jika isekai ke multiverse lain).

Kebetulan tersebut memudahkan proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh Insinyur Soekarno, tepat saat negara kita sudah sulit melawan pasukan kolonial Belanda, yang masih disusul lagi oleh Jepang.

Kembali ke film Siapa Dia yang tengah tayang, rasa berbeda tetap disajikan oleh sineas perfilman Indonesia di bulan Agustus ini. Justru film ini dirilis sebagai drama musikal, bersama Windi Mulia, Nicholas Saputra, dan sutradara legendaris Garin Nugroho.

Tidak hanya bintang kawakan, aktor dan aktris terkenal seperti Gisella Anastasia, Ariel Tatum, dan Morgan Oey pun turut berperan dalam film ini. Tentu sejumlah nama yang sangat familiar, apalagi yang sempat menonton film sejak tahun 90an lalu hingga sekarang.

Drama musikal yang tersaji di Siapa Dia pun diisi dengan latar yang masih cocok, yaitu jaman kolonalisme. Jaman tersebut memang Indonesia sudah memiliki teater modern tersendiri, menyusul teater tradisional lainnya seperti wayang, ketoprak, atau longser.

Dari cuplikan film Siapa Dia, dapat terlihat gambar bendera jepang lama, yaitu bendera matahari (nisshoki) dengan garis memancar dari bola di tengahnya. Seragam khas pasukan Jepang dan Belanda pun sempat terlihat dikenakan oleh beberapa karakternya, dengan berseringai pula.

Nah, terlihat dari cuplikannya, lebih tepatnya terdengar, banyak adegan terisi oleh beberapa lagu klasik Indonesia. Lagu seperti keroncong atau klasik vintage, dengan lirik dan nada yang sedikit diaransemen ulang, khusus untuk film ini.

Contohnya adalah lagu Bing Slamet terdahulu, berjudul Nurlela. Lagu lainnya lebih ke 70an, seperti Chrisye dengan cross-genre Rock n Roll dan Pop. Generasi 'old' pasti merasa nostagia dengan berbagai pilihan lagu di film ini.

Belum jelas apakah film ini akan mengisahkan adegan drama saja, atau berisi gelut dengan kolonialisme jaman tersebut. Memang dalam cuplikannya sempat terlihat, tetapi latar belakang karakternya bukanlah seorang birokrat atau gerilyawan.

Sinopsis Film Siapa Dia

Layar (Nicholas Saputra) adalah seorang sutradara terkenal di Indonesia. Statusnya yang sudah kawakan nan legendaris, membuat dirinya bosan dalam pekerjaannya. Dia merasa kurang terinspirasi oleh karyanya, dan berujung mentok dalam menciptakannya.

Temannya pun menyarankan untuk menulis sendiri karyanya, mulai dari rancangan hingga naskah finalnya sendiri. Selama ini Layar memang hanya berkecimpung  sebagai sutradara di filmnya.

Denok (Windi Mulia) pun mengerti perasaan Layar, yang tampak jengah. Dia tahu bahwa Layar merasa terkucilkan walau terkenal, karena ketenarannya hanya mengundang sanjungan dari banyak orang yang disekitar dirinya.

Di tengah kegalauannya, Layar pun menginap di rumah lama milik buyutnya. Disana, dia menemukan sebuah buku harian dalam koper lama, lengkap dengan beberapa surat cinta milik buyutnya.

Kisah klasik yang terbawa oleh dua media tersebut merubah kesan Layar, yang tiba-tiba terinspirasi. Keluarganya memang memiliki sejarah seniman teater, sehingga mengingatkan kembali Layar, untuk menggali ulang latar belakang dirinya sendiri, sejak jaman kolonialisme.

Tampaknya naskah film Siapa Dia mereferensikan dengan jelas, bahwa masa sekarang sudah begitu maju, jika dibandingkan dengan jaman terdahulu. Namun, jika mencapai momen yang sulit, ada baiknya kita perlu rehat sejenak, dengan mengenang sejarah yang berarti khusus bagi perkembangan kita selama ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Negara Mengakui Kedaulatan Negara Palestina saat Majelis Umum PBB

Contoh Kasus Obat Resep Dokter Berujung Adiksi Heroin

Cara Louis Braille Merelovusi Sistem Penulisan Aksara

Timo Tjahjanto Menyutradarai Film Nobody 2

Animasi 2D Mantap dari Indonesia ala Panji Tengkorak

Sejarah Awal Terbentuknya Pariwisata Sebagai Komoditas Budaya

Fitur Keamanan Instagram dan Youtube Bagi Anak Kecil dan Remaja

Sungai Sebagai Bagian Peradaban Manusia

Para Biarawan Sempat Membantu Inovasi Bahasa Isyarat

Gejala dan Pencegahan Demam Berdarah