Apa itu Heroin Beserta Resiko dan Penanggulanganya
![]() |
Ilustrasi penyalahgunaan heroin (Freepik). |
Heroin dikenalkan pada tahun 1898 lalu sebagai peningkatan dari morfin. Dilansir dari Healthline, morfin adalah obat terbaru dan terbaik saat itu, untuk mencegah batuk bagi penderita asma.
Walau heroin adalah opioid yang lebih kuat dari pendahulunya, tetapi menyebabkan banyak efek samping yang serius. Salah satunya adalah ketergantungan fisik, yang dapat mengacu pada adiksi, atau gangguan konsumsi opioid, pada beberapa orang. Maka, banyak ahli medis tidak menggunakan lagi heroin.
Heroin adalah satu bentuk obat-obatan narkotika terlarang di Indonesia, yang penyebaran dan penyalahgunaanya dilarang oleh pemerintah. Penyalahgunaan heroin ditanggulangi pula oleh Badan Narkotika Nasional (BNN).
Cara Konsumsi Heroin
Heroin memiliki tiga bentuk, diantaranya adalah serbuk putih, serbuk cokelat, dan saus hitam.
Heroin serbuk putih adalah bentuk paling murni, yang terlihat mirip gula atau tepung.
Heroin serbuk cokelat lebih murah dan kurang terproses daripada serbuk putih, dengan warna seperti debu atau serbuk susu cokelat.
Heroin saus hitam memiliki kandungan paling tidak murni saat diproses. Sesuai namanya, heroin ini terlihat seperti saus, yang kental layaknya kecap.
Heroin digunakan dengan banyak cara, salah satunya yang paling umum adalah suntikan. Tetapi, serbuknya harus dilarutkan dahulu sebelum dapat masuk ke jarum suntik. Tergantung dari tipenya, heroin perlu dipanaskan atau dilarutkan dahulu.
Dirokok atau disuntikkan membutuhkan sedikit persiapan. Tetapi, hanya bentuk serbuk yang dapat langsung dihirup melalui hidung.
Rasa Heroin
Tergantung cara menggunakannya, heroin dapat berefek langsung atau dalam waktu setengah jam. Pertama penggunanya akan merasa gejolak euforia. Lainnya mungkin merasa hangat, santai, layaknya beristirahat di awan.
Tetapi setelah 'tinggi', maka penggunanya akan jatuh juga. Beberapa masalah akan terjadi pada fisik dan psikologi pengguna.
Dari segi fisik, kulit jadi pucat dan gatal, mulut kering, mual dan muntah, serta rasa berat pada anggota tubuh. Dari segi psikologi, pikiran menjadi lambat dan mengantuk, berkurangnya kesadaran, dan setengah bangun.
Durasi Heroin Berada dalam Tubuh
Heroin bekerja dengan cepat, namun tidak bertahan lama dalam tubuh. Euforia akan berefek selama beberapa menit, sementara efek obat penenangnya bertahan selama beberapa jam.
Bahkan jika pengguna tidak merasakan efek heroinnya, sisa kimiawi akan tetap berada dalam tubuh dalam waktu lebih lama, tergantung dari bentuk dan seberapa sering menggunakannya.
Secara umum, pendeteksiannya akan lebih singkat jika heroin dihirup atau dirokok. Waktu pendeteksiannya akan semakin singkat jika jarang menggunakannya, jika dibandingkan dengan penggunaan sering atau kronis.
Bagaimanapun cara menggunakannya, biasanya heroin akan keluar dari dalam tubuh setelah beberapa hari saja.
Kombinasi Obat Terlarang Lain
Kombinasi penggunaan heroin dilaksanakan dengan beberapa jenis stimulan, diantaranya kokain, meth, dan obat-obatan ADHD. Stimulan ditambahkan untuk meningkatkan efek euforia heroin, dan mengurangi rasa kantuknya.
Opioid dan stimulan tidak saling mencegah satu sama lainnya, tetapi malah membuat kondisi tubuh naik turun. Contohnya, heroin menyebabkan detak jantung yang rendah, namun setelah beres, meth dalam tubuh akan mempercepat detak jantung hingga tinggi.
Naik turunnya kinerja, akan membebani organ tubuh. Resiko overdosis dari kombinasi obat-obatan ini jauh lebih tinggi daripada hanya menggunakan satu jenis obat saja.
Resiko Adiksi
Karena heroin menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologi bagi pecandunya, maka sangat mudah terjangkit adiksi heroin, yang bisa disebut penyalahgunaan heroin.
Penyalahgunaan heroin adalah sebuah kondisi mental, yang berarti dapat merusak hidup dan kesulitan mengendalikan jumlah dosis dari setiap penggunaannya.
Terdapat beberapa tanda seorang pecandu mengalami masalah penyalahgunaan heroin.
Pertama, heroin selalu terpikir saat keseharian, bahkan saat pecandu tidak sedang menggunakannya. Pengguna akan terus berpikir untuk menggunakannya kembali.
Kedua, pecandunya kehilangan pekerjaan atau gagal di sekolah akibat candu penggunaan heroin.
Ketiga, pecandu tetap menggunakan heroin, padahal baru saja sembuh dari masalah kesehatan serius, contohnya adalah pneumonia atau vena yang rusak.
Keempat, pecandu semakin membutuhkan heroin, untuk mendapatkan rasa 'tinggi' yang sama seperti sebelumnya.
Kelima, ketika pecandu berhenti menggunakan heroin, mereka merasakan gejala penarikan (dan sakau), seperti diare atau nyeri otot.
Keenam, pencandu tidak dapat berhenti menggunakan heroin, walau sudah mencobanya.
Walau berbagai jenis heroin tetap beresiko adiksi, menyuntikan langsung memiliki resiko lebih tinggi, karena aliran darah membawa kandungan zat langsung menuju otak.
Efek Samping Heroin
Adiksi bukan hanya satu-satunya efek jangka panjang. Penggunaan heroin kronis (alias kecanduan) akan menghasilkan beberapa efek fisik dan mental.
Efek samping fisik didapat saat menyuntik heroin adalah rusaknya jalur vena dan kulit abses. Jika dihirup, maka dapat merusak jalur hidung dan penyakit paru.
Resiko fisik lainnya adalah penyakit hati, ginjal, infeksi pada jantung, konstipasi, disfungsi ereksi, dan siklus menstrual yang tidak teratur.
Efek samping psikologi dari heroin adalah mengurangi toleransi stres, kesulitan mengambil keputusan, kurang kendali atas sikap, insomnia, dan depresi.
Tanda Overdosis
Mengonsumsi banyak heroin daripada yang bisa ditanggulangi oleh tubuh, dapat menyebabkan resiko overdosis (OD) yang fatal. Jumlah heroin hingga overdosis tergantung pada metabolisme tubuh dan jenis heroin yang digunakan.
Tanda dari overdosis heroin diantaranya adalah detak jantung lemah, kuku jari dan bibir berwarna biru, pernapasan yang lambat, dangkal, atau bahkan berkurang, pupil mata berukuran kecil, dan sulit untuk terjaga bangun.
Rehabilitasi
Menggunakan heroin dilarang oleh Pemerintah Indonesia, bahkan penyebarannya dianggap sebagai tindakan kriminalitas. Jika seseorang menjadi pecandu heroin, sebagai satu dari Narkoba, maka perlu dilaporkan serta direhabilitasi oleh BNN.
BNN melalui laman situsnya telah memberikan tips untuk mengatasi kecanduan Narkoba, yang proses diantaranya perlu ditemani oleh ahli medis. Kesembuhannya tentu memerlukan kerjasama yang baik dari pecandu yang dimaksud.
Komentar
Posting Komentar