Tips Menjaga Kesehatan Fisik Anak

 

Ilustrasi aktifitas olahraga anak (Freepik).

Dilansir dari Healthline dan CDC Amerika Serikat, jumlah anak dengan kelebihan berat badan atau obesitas meninggi tiga kali lipat, dibandingkan dengan data dari tahun 70an lalu. Data pada tahun 2015 hingga 2016 di AS, menyatakan bahwa satu dari lima anak berusia enam hingga 19 tahun, telah terjangkit obesitas. 

Aktifitas fisik sangatlah penting bagi anak, karena menentukan tahap tumbuh kembang, kesehatan, dan energi seumur hidupnya nanti. Rekomendasi batas dan tipe aktifitas fisik tergantung dari umur anak. 

Anak berumur tiga hingga lima tahun harus didorong untuk melakukan beberapa aktifitas berbeda, dengan tingkat kesulitan yang berbeda pula, setiap harinya. 

Target yang cukup adalah aktifitas tiga jam perharinya. Beberapa contoh aktifitas untuk anak diantaranya adalah bermain bersama anak lain, berlatih sepeda, berlatih melempar dan menangkap, aktifitas loncat meloncat, dan berdansa.

Anak berumur enam hingga 17 tahun perlu mencapai aktifitas fisik selama 60 menit, dengan kapasitas menengah. Beberapa aktifitas yang berbeda, perlu diterapkan pula pada anak, contohnya seperti paragraf dibawah.

Aktifitas aerobik. Contoh aktifitas aerobik diantaranya adalah berlari, berenang, dan olahraga (ala sepakbola dan basket). Perharinya mencapai 60 menit olahraga, selama tiga hari seminggunya.

Aktifitas menguatkan otot. Beberapa aktifitas menguatkan otot adalah mendaki, arena taman bermain, atau mengangkat beban (untuk remaja). Rencanakanlah agar aktifitas penguatan otot dilaksanakan selama tiga hari seminggunya.

Aktifitas menguatkan tulang. Tipe aktifitas seperti ini berdampak pada tanah, dan saling berhubungan dengan aerobik. Contohnya adalah berlari, basket, dan lompat tali. Targetnya pun sama, yaitu tiga hari seminggu.

Orangtua dapat mempromosikan aktifitas fisik rumahan, dengan mengikutsertakan dan sesuai dengan anak. Contohnya adalah berjalan bersama anjing (atau hewan peliharaan lain), dan mencuci mobil (atau kendaraan lainnya).

Jika orangtua khawatir atas berat badan anak atau tingkat aktifitas fisiknya, maka konsultasikan saja ke dokter anak. Dokter akan merekomendasikan aktifitas yang cocok di rumah.

Memastikan Tidur yang Cukup

Tidur yang menyehatkan sangatlah penting bagi semua orang, khususnya pada kesehatan anak. Tetapi menurut data AS, setengah dari anak ternyata mengalami masalah tidur.

Tidur yang tidak baik (higienis atau menyehatkan) menyebabkan banyak masalah kesehatan anak. Diantaranya adalah masalah sikap dan kebiasaan, sulit fokus dan konsentrasi, kecemasan dan depresi, menurunkan sistem kekebalan tubuh, serta meningkatkan resiko kecelakaan dan cedera.

Kurangnya tidur yang menyehatkan, bisa menjadi kondisi awal masalah kesehatan lainnya, seperti diabetes dan obesitas.

Dianjurkan bagi anak untuk memiliki beberapa rentang tidur cukup, yang dilansir dari AASM. Umurnya adalah dari empat bulan hingga 18 tahun, dalam rentang 24 jam setiap harinya. 

Untuk bayi berumur empat hingga duabelas bulan, diperlukan tidur selama 12 hingga 16 jam setiap harinya.

Batita berumur satu hingga dua tahun, membutuhkan tidur mulai dari sebelas hingga 14 jam setiap harinya.

Balita membutuhkan rentang tidur selama sepuluh hingga 13 jam setiap harinya. 

Anak berumur enam hingga 12 tahun, membutuhkan kurun waktu sembilan hingga 12 jam setiap harinya.

Remaja berumur 13 hingga 18 tahun, membutuhkan tidur selama delapan hingga sepuluh jam setiap harinya.

Dianjurkan pula untuk memberikan arahan khusus pada anak, agar tidurnya menyehatkan.

Pertama, waktu tidur perlu disesuaikan, dan konsisten untuk mengikutinya. Rutinitas di kasur haruslah santai dan mendukung kondisi tidur, dengan membaca dongeng atau memainkan musik.

Pastikan pula kondisi kamar anak gelap, sepi, dengan suhu kamar yang nyaman. Anak jangan sampai melaksanakan aktifitas fisik berat sebelum telentang di kasur. Anak jangan mengonsumsi makanan tinggi gula dan kafein, saat malam harinya.

Batasan jam malam pun diberlakukan bagi anak, agar anak berhenti bermain alat elektronik, seperti televisi, gim, atau komputer.

Vaksinasi bagi Anak

Vaksinasi adalah alat yang penting bagi anak, untuk mencegah sakit di masa mendatang dan membahayakan nyawanya. Vaksin mengenalkan sistem kekebalan tubuh dengan sedikit kuman. Sistem kekebalan tubuh akan mengenali kuman tersebut, dan tahu cara bereaksi yang sesuai di masa setelahnya.

Rekomendasi vaksin yang perlu dikenalkan bagi anak, menurut CDC AS, terdapat beberapa jenisnya, selama masa dua tahun awal anak (batita). 

Berbeda pula dengan Indonesia, yang biasanya perlu dikenalkan dari mulai tahap batita hingga menjelang remaja. Di Indonesia, anak akan disuntik vaksin, sesuai dengan program sekolah, pemerintah, dan instansi kesehatan.

Beberapa vaksin bagi anak diantaranya cacar air; difteri, tetanus, batuk rejan (DTaP); flu; Haemophillus influenza tipe B (Hib); Hepatitis A; Hepatitis B (dosis pertama saat bayi baru lahir); campak, gondok, rubella (MMR); konjugat pneumokokus (pneumoia) (PCV13); polio; dan rotavirus.

Merencanakan seluruh jadwal vaksinasi anak akan terasa sulit, namun dokter anak biasanya memberitahu orangtua, saat vaksinasi berikutnya dibutuhkan.

Vaksinasi tidak hanya penting bagi anak kecil. Hingga remaja, diperlukan pula berbagai jenis vaksinasi baru. Diantaranya adalah papolimavirus (HPV); flu setiap tahunnya; Covid-19; konjugat meningokokus (meningitis); dan DTaP setiap sepuluh tahunnya.

Seluruh rekomendasi vaksin diatas adalah aman dan efektif. Seluruh vaksin telah teruji klinis, sebelum dapat diberikan pada manusia. Jika khawatir pada vaksinasi, orangtua perlu konsultasi pada dokter anak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Negara Mengakui Kedaulatan Negara Palestina saat Majelis Umum PBB

Contoh Kasus Obat Resep Dokter Berujung Adiksi Heroin

Cara Louis Braille Merelovusi Sistem Penulisan Aksara

Timo Tjahjanto Menyutradarai Film Nobody 2

Animasi 2D Mantap dari Indonesia ala Panji Tengkorak

Sejarah Awal Terbentuknya Pariwisata Sebagai Komoditas Budaya

Fitur Keamanan Instagram dan Youtube Bagi Anak Kecil dan Remaja

Sungai Sebagai Bagian Peradaban Manusia

Para Biarawan Sempat Membantu Inovasi Bahasa Isyarat

Gejala dan Pencegahan Demam Berdarah