Tips Menjaga Kesehatan Emosi Anak

 

Ilustrasi kesehatan mental anak (Freepik).

Kesehatan emosi (mental) sangatlah penting bagi anak, sama seperti dewasa. Dilansir dari Healthline, anak dengan mental yang terjaga dapat berkontribusi dengan baik di rumah, sekolah, dan kehidupan sosialnya.

Menjaga kesehatan mental saat berusia muda sangatlah penting. Hal ini disebabkan oleh banyak masalah kesehatan, diantaranya adalah gangguan kecemasan dan depresi, dapat dimulai saat masih kecil. 

Menurut CDC Amerika Serikat pada tahun 2016 lalu, anak berumur dua hingga delapan tahun memiliki minimal satu dari gangguan mental, kebiasaan, dan tahap tumbuh kembang.

Beberapa Strategi Menjaga Kesehatan Emosi Anak

Berdiskusilah mengenai perasaan. Jangan takut berbicara mengenai perasaan pada anak. Anak akan mengerti bagaimana perasaan dirinya sendiri, dan perasaan orang lain pula. Cara ini dapat membuka diskusi yang jujur kedepannya nanti. 

Hindari perasaan negatif. Mengasuh anak kadang membuat frustasi, tetapi hindarilah perasaan negatif bagi orangtua. Hal ini bisa berujung julukan negatif pada anak, contohnya adalah komentar sarkastik, serangan pribadi, atau bahkan ancaman langsung.

Meninggikan rasa percaya diri. Pastikan orangtua memuji anak saat mereka mencapai pertumbuhan baru, atau mencapai prestasi di sekolah dan kegiatan ekstra kurikulernya.

Pertimbangan tujuan. Tunjukanlah arah yang realistis pada anak. Membuat tujuan yang tidak sesuai dengan kemampuan dan minat anak, akan mengacu pada perasaan rendah diri, dan mengurangi rasa percaya diri pada anak.

Selalu mendukung. Selalu mendukung anak agar mencapai yang terbaik. Berikanlah dukungan saat anak berminat pada aktifitas baru, atau belajar hal baru.

Disiplin yang konsisten. Sangat penting pula bagi anak agar mengenali sikap dan kebiasaan yang tidak baik. Tetapi jika anak perlu didisiplinkan, pastikanlah prosedurnya adil dan konsisten.

Temukan teman bermain. Menemukan dan berinteraksi dengan teman akan memperluas dukungan personal anak, dan mengembangkan kemampuan interpersonal (antar pribadi) bagi anak.

Orangtua perlu mewaspadai pula beberapa sinyal potensi masalah mental dan emosi anak. 

Contohnya adalah berkurangnya kinerja sekolah dan ekstra kurikuler, kurang istirahat, perasaan sensitif, sering mengamuk, berkurangnya minat bermain sama teman, berkurangnya minat pada hal yang biasanya membuat senang, kurangnya tidur atau mimpi buruk, rendahnya tingkatan energi, dan perubahan selera makan.

Jika orangtua khawatir akan masalah mental anak, maka perlu dikonsultasikan dengan orang yang sering berinteraksi dengan anak. Contohnya adalah guru di sekolah dan penjaga rumah asuh (titip anak).

Orangtua dapat berkonsultasi pula pada dokter anak, sebagai referensi pada dokter kesehatan mental, tentu yang memiliki spesialisasi mental anak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Negara Mengakui Kedaulatan Negara Palestina saat Majelis Umum PBB

Contoh Kasus Obat Resep Dokter Berujung Adiksi Heroin

Cara Louis Braille Merelovusi Sistem Penulisan Aksara

Timo Tjahjanto Menyutradarai Film Nobody 2

Animasi 2D Mantap dari Indonesia ala Panji Tengkorak

Sejarah Awal Terbentuknya Pariwisata Sebagai Komoditas Budaya

Fitur Keamanan Instagram dan Youtube Bagi Anak Kecil dan Remaja

Sungai Sebagai Bagian Peradaban Manusia

Para Biarawan Sempat Membantu Inovasi Bahasa Isyarat

Gejala dan Pencegahan Demam Berdarah