Film Perang Indonesia, Believe: The Ultimate Battle
![]() |
Agus (Ajil Ditto) yang tengah terjun payung (IMDB). |
Sineas perfilman Indonesia tampaknya ingin meramaikan kemerdekaan tahun ke 80 dengan cara yang berbeda. Akhir Juli ini, dirilis film Believe: The Ultimate Battle, yang justru mengisahkan sedikit latar dari perang Indonesia di Timor Timur (sekarang Timor Leste).
Sebelumnya pada akhir April, film mengenai kemerdekaan Indonesia memang sempat dirilis, dengan judul film Perang Kota. Film ini bahkan diadaptasi dari novel klasik terkenal Jalan Tak ada Ujung, hasil karya Mochtar Lubis, yang dirilis tahun 1952 lalu.
Sedikit Kisah Perang Timor
Kisah perang di Timor Timur, yang biasa disebut Operasi Seroja, memang bahasan yang cukup sensitif. Tahun 1975 lalu, Timor belum menjadi bagian Indonesia. Operasi Seroja dilaksanakan oleh Presiden Soeharto, demi memberantas komunis yang dipimpin Fretilin, dan merekrut Timor ke Indonesia.
Saat kepemimpinan Presiden BJ Habibie tahun 1999 lalu, pemerintahan baru berlandaskan reformasi, justru ditekan oleh warga Timor. Voting bagi warga Timor pun dilaksanakan, agar mencapai keputusan mengenai keluarnya Timor atau tidak. Hasilnya, Timor pun keluar dari bagian NKRI, dan namanya menjadi Timor Leste.
Dari segi politik, Operasi Seroja memang cukup sensitif. Kisah operasi militer di Timor adalah sebuah konflik, dan bisa disebut sebagai invasi, hingga bahkan genosida. Walau berujung cukup damai, dengan keluarnya Timor melalui jalur birokrasi.
Bagaimana film Believe: The Ultimate Battle ini menceritakannya, tergantung dari pembawaan kisah tim produksinya, sekaligus penerimaan dari penontonnya.
Sinopsis Film Believe: The Ultimate Battle
Agus (Ajil Ditto) adalah seorang anak yang dididik keras oleh ayahnya, Sersan Kepala (Serka) Dedi (Wafda Saifan). Didikan keras dari Dedi, menyebabkan Agus tumbuh sebagai pemuda nakal.
Walau begitu, Agus sebenarnya sangat menghormati ayahnya. Apalagi, selama ini Dedi hidup cedera akibat Operasi Seroja di Timor.
Dedi pun akhirnya meninggal, yang mengobarkan semangat Agus untuk bergabung dengan TNI. Diantara tugasnya sebagai anggota militer, Dedi pun perlu menjaga keutuhan keluarga bersama istrinya, Evi (Adinda Thomas).
Agus pun mulai menyadari, bahwa istilah Jas Merah (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah) dari Presiden Sukarno sangatlah penting. Agus tidak ingin mengulangi kesalahan ayahnya di masa lampau, dan berjuang agar jalannya terbuka bagi diri sendiri, dan negara yang diembannya.
Dilihat dari cuplikannya, tampaknya film ini cukup heboh dengan efek ledakan, tembakan, dan aksi gelutnya.
Komentar
Posting Komentar