Film Henshin, Ultraman Arc The Movie: The Clash of Light and Evil

 

Ultraman Arc (IMDB).

Tampaknya bukan hanya studio Marvel dari Amerika Serikat yang menelurkan film berjibaku dengan raksasa, di minggu terakhir Juli 2025 ini.

Jepang dengan film henshin ala Ultraman, meramaikan tema kaiju-nya bersama Fantastic Four di Indonesia. Setelah setahun penuh penayangan serial televisinya, Ultraman Arc merilis film dengan sub-judul, The Clash of Light and Evil.

Sebelumnya dalam beberapa minggu lalu, tema kaiju dengan pasukan pertahanan manusia, sempat diisi pula oleh sebuah film. Kaiju No. 8 adalah anime tersebut, dimana tokoh utamanya justru seorang monster henshin.

Serial Televisi Ultraman Arc: The Clash of Light and Evil  

Sebelum menonton film-nya, ada baiknya dicek terlebih dahulu kisah Ultraman Arc dari serial televisinya, yang sudah mencapai 26 episode sejak penayangannya tahun 2024 hingga 2025 ini (IMDB).

Latar belakangnya berada di kota Hoshimoto, yang dikenal dengan sebuah menara raksasa di Gunung Shishio. Menara ini bernama 'Monohorn', yang aslinya adalah tanduk kaiju, dan tertancap ke tanah akibat insiden 16 tahun lalu.

Sejak insiden kemunculan kaiju di seluruh dunia, bencana ini lalu disebut sebagai 'K-Day'. Insiden kaiju lalu menciptakan pula inisiatif Pasukan Pertahanan Global (GDF). Bekerja bersama GDF, Pusat Ilmiah Investigasi dan Pencegahan Kaiju (SKIP), didirikan pula sebagai tim pendukung di belakang garis pertahanan bumi.

Yuma Hize (Yuki Totsuka) baru berumur tujuh tahun saat Monogelos, kaiju pemilik asli tanduk Monohorn, muncul di Gunung Shishio. Yuma selamat saat K-Day, padahal dirinya sedang berkemah di gunung tersebut. 

Sebagai penyintas yang selamat, Yuma lalu bertekad untuk belajar bentuk biologis kaiju, yang memberi jalan bagi dirinya untuk bekerja di SKIP. Kebetulan, dia ditempatkan bekerja di kota Hoshimoto, setelah diterima oleh SKIP. Monohorn pun menjadi sampel utama penelitian Yuma setiap harinya.

Selang beberapa lama, serangan kaiju pun muncul di kota Hoshimoto. Yuma yang melihat kesulitan para warga kota, lalu bertekad bahwa dirinya ingin melindungi mereka. 

Saat itulah, Yuma mendengar suara Rution, sebuah penjelmaan cahaya yang sempat dia lihat pas selamat dari K-Day masa kecilnya. Ruiton berkata bahwa semangat diri mereka sama, yaitu bermimpi agar semua selamat nan damai. 

Sebuah cahaya lalu muncul menyelimuti tubuh Yuma, dan merubahnya menjadi Ultraman Arc. Yuma lalu menggunakan kekuatan Ultraman, untuk melindungi seluruh teman-temannya di SKIP dan GDF, sekaligus warga kota Hoshimoto.

Sinopsis Film Ultraman Arc The Movie: The Clash of Light and Evil

Filmnya kali ini mengisahkan percobaan terakhir yang dialami Yuma dan Ultraman. Yuma mengalami masalah hebat, karena ada kemungkinan dirinya kehilangan kekuatan Ultraman.

Tidak hanya itu, muncul sesosok lain yang membahayakan kota Hoshimoto. Setelah seekor monter berhasil menerobos masuk markas SKIP, tiba-tiba muncul Ultraman lainnya.

Ultraman ini berwarna hitam, dan tidak seperti Arc, justru berniat jahat. Tidak ingin kotanya hancur, dan ragu akan kehilangan kemampuan Ultraman-nya, Yuma pun harus berjibaku demi menjaga kedamaian bumi.

Dilihat sekilas dari cuplikannya, tampaknya film Ultraman Arc ini mengikuti jejak Doraemon, yang dirilis minggu lalu. Tidak terlihat efek 3D CGI yang berlebihan, dengan peran manusia dibalik kostum Ultraman dan monsternya. Jepang kayaknya beralih menggunakan teknik klasik lagi, untuk banyak jenis filmnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Negara Mengakui Kedaulatan Negara Palestina saat Majelis Umum PBB

Contoh Kasus Obat Resep Dokter Berujung Adiksi Heroin

Cara Louis Braille Merelovusi Sistem Penulisan Aksara

Timo Tjahjanto Menyutradarai Film Nobody 2

Animasi 2D Mantap dari Indonesia ala Panji Tengkorak

Sejarah Awal Terbentuknya Pariwisata Sebagai Komoditas Budaya

Fitur Keamanan Instagram dan Youtube Bagi Anak Kecil dan Remaja

Sungai Sebagai Bagian Peradaban Manusia

Para Biarawan Sempat Membantu Inovasi Bahasa Isyarat

Gejala dan Pencegahan Demam Berdarah