Beberapa Kabar dari Meta yang Memperbaiki AI dan Kontennya
![]() |
Logo Meta (Meta). |
Meta sebenarnya telah memperbaiki eror pada AI Chatbotnya, sejak Januari 2025 lalu. Sejak beberapa bulan terakhir, masalah privasi pengguna yang terlibas oleh Meta AI, sempat menyeruak dan ramai di media sosial.
Sandeep Hodkasia adalah pendiri perusahaan penguji keamanan internet, bernama AppSecure, yang menghubungi TechCrunch mengenai pekerjaanya bersama Meta. Dia dibayar 10 ribu Dolar AS, karena berhasil melacak bug (eror) pada Meta AI, 26 Desember 2024 lalu.
Meta lalu merilis pembaharuan untuk memperbaiki bug tersebut pada tanggal 25 Januari 2025 lalu. Hodksia menambahkan, bahwa Meta tidak menemukan kembali masalah bug tersebut.
Hodkasia menyatakan bahwa dia berhasil mengidentifikasi bug yang mampu melewati keamanan privasi, dengan melacak nomor khusus setiap akun Meta yang tengah menggunakan AI.
Nomor khusus dari AI tersebut dapat dioprek oleh pengguna lain yang nakal (peretas), dengan merubahnya dan menunjukkan hasil permintaan lain kepada server Meta.
Server Meta lalu gagal mengidentifikasi permintaan tersebut, bahwa pengguna sebenarnya tidak memperbolehkan identitasnya terbuka melalui permintaan AI.
Ketika TechCrunch menghubungi Meta, Jurubicara Meta Ryan Daniels, mengonfirmasi bahwa telah mereka memperbaiki bug tersebut pada Januari lalu. Meta menambahkan pula bahwa tidak menemukan penyalahgunaan bug, dan telah memberi kompensasi pada penelitinya (yaitu Hodkasia).
Meta Menyaring Banyak Konten Tidak Orisinal
Meta menyatakan pada hari Senin (14/7) lalu, bahwa mereka akan menutup banyak akun yang berisi konten tidak orisinal di Facebook. Konten yang dimaksud diantaranya adalah unggahan ulang teks, foto, atau video dari akun lain.
Setidaknya, tahun ini Meta telah membekukan sepuluh juta profil, yang meniru akun konten kreator besar. Ditambah lagi, 500 ribu akun yang melakukan spam dan komentar palsu, telah ditindak dengan menghapus komentar, mengurangi distribusi konten, dan melarang monetisasinya.
Pembaharuan kebijakan ini tiba setelah minggu sebelumnya, YouTube memperbaharui pula kebijakan mengenai konten tidak orisinal. Konten yang dimaksud adalah video masal dan sering diulang, yang semakin mudah dibuat dengan menggunakan AI.
Seperti YouTube, Meta tidak akan menindak pengguna yang berinteraksi dengan konten orang lain. Namun, Meta berfokus kepada akun yang mengunggah ulang konten, dengan akun spam atau pura-pura sebagai konten kreator orisinal.
Akun yang berulangkali menyalahgunakannya, akan dibekukan monetisasinya. Selain itu, Meta kini tengah menguji sistem lain, yang fokus pada konten ulang tapi tetap menitip tautan pada konten kreator asli.
Meta menyatakan pula melalui Transparency Reports, bahwa selama kuartal awal 2025, tiga persen dari pengguna aktif bulanan Facebook adalah akun palsu. Meta pun telah membekukan setidaknya satu milyar akun, mulai Januari hingga Maret 2025 lalu.
Walau begitu, Meta justru kini tengah dikritisi oleh banyak penggunanya dari berbagai portal media sosial. Sebuah petisi yang ditandatangani oleh 30 ribu pengguna, meminta Meta untuk memperbaiki akun yang salah dibekukan, dan tidak menerima bantuan dari Meta sama sekali setelah dibekukan.
Komentar
Posting Komentar