Warga Irlandia Utara Rusuh Seminggu Terakhir

 

Ilustrasi kerusuhan dan polisi anti huru-hara (Pexels).

Aparat kepolisian terpaksa menembakkan meriam air untuk membubarkan sejumlah warga yang rusuh di Portadown, Irlandia Utara. Respon tersebut akibat serangan warga yang menggunakan bom molotov, kembang api, beton, bata, dan botol selama lima hari rusuh sejak hari Senin (9/6) lalu.

Kerusuhan terpusat di West Street, wilayah County Armagh, yang merupakan hari kedua kerusuhan dalam seminggu terakhir. Kerusuhan dimulai sejak hari Senin, setelah unjuk rasa damai mengenai kekerasan seksual yang terjadi di Ballymena, County Antrim.

Pada hari Jumat (13/6) lalu, aparat kepolisian setempat telah merilis foto empat tersangka rusuh kepada publik. Pada hari yang sama, puluhan anggota kepolisian masih menjaga hingga telah malam di Portadown. 

Dilansir dari BBC, 63 anggota kepolisian diantaranya terluka akibat menjaga kerusuhan warga selama lima hari terakhir minggu ini. 

"Perilisan foto ini demi kepentingan kami dan kepentingan keadilan hukum, dan menyatakan bahwa mereka bertanggung jawab atas hal tersebut," ujar Asisten Kepala Kepolisian (ACC), Ryan Henderson saat konferensi pers pada hari Jumat.

"Dengan merilis foto ini, saya meminta seluruh komunitas warga untuk membantu kami dalam mengidentifikasi tersangka," tambahnya Henderson.

Kepolisian setidaknya telah menangkap 17 perusuh dengan jumlah 13 dakwaan, di berbagai lokasi Irlandia Utara. Empat diantaranya telah disidang dan masih ditahan oleh kepolisian.

"Kami secara aktif mengambil langkah untuk menemukan dan menghadapkan kalian (para perusuh) di depan keadilan hukum. Tim penyelidikan publik kami telah bekerja siang dan malam, untuk mengidentifikasi seluruh tersangka yang terlibat," tambah Henderson.

Henderson menambahkan pula bahwa kepolisian tengah menginvestigasi warga yang mengunggah ujaran kebencian di media sosial.

Pada awal minggu ini, ACC Henderson menyatakan bahwa kepolisian belum memiliki informasi mengenai koordinasi anggota paramiliter selama kerusuhan berlangsung. Namun, sekarang Henderson yakin bahwa mereka terlibat langsung selama kerusuhan.

"Kami akan menggugat semua orang yang melakukan kejahatan dan kerusuhan, tanpa takut atau tebang pilih, bagaimanapun tingkat keterlibatan mereka atau berasal dari grup manapun," tambah Henderson.

Henderson menambahkan pula bahwa anggota kepolisian telah menyaksikan kerusuhan yang terkoordinasi selama hari Kamis (12/6) kemarin.

"Kami menyaksikan langsung pada hari Kamis malam di Portadown, beberapa orang yang mengarahkan pemuda, untuk maju dan mundur, untuk menghalau gerak polisi, dan menyerang bagian lemah kami menggunakan senjata," ujar Henderson.

"Kami menyaksikan lebih banyak lagi koordinasi selama malam tersebut, melebihi hari-hari sebelumnya. Untuk identitas orang yang mengkoordinasinya, saya belum dapat mengutarakannya," tambahnya.

Kronologi Kerusuhan di Irlandia Utara

Unjuk rasa pertama dilaksanakan beberapa jam setelah dua remaja disidang di Pengadilan Coleraine, akibat kekerasan seksual. Mereka berbicara melalui penerjemah bahasa Romania, untuk mengkonfirmasi nama dan umur mereka. Pengacara menyatakan bahwa mereka harus dibebaskan dari dakwaan tersebut.

Pengadilan tersebut menyebabkan unjuk rasa damai di kota Ballymena, namun menyebabkan lokasi kerusuhan terburuk. Warga yang rusuh pun mulai merebak hingga banyak kota lainnya. Di Portadown, warga rusuh membawa bata dan beton dari puing bangunan, lalu melemparkannya ke arah polisi. 

"Sangatlah jelas bahwa seluruh pihak terkait ingin menghancurkan rumah hunian dan bisnis di sekitar kota, sekaligus melawan polisi. Formasi anggota kepolisian diserang oleh beton, kembang api, molotov, dan tong bir," tambah Henderson.

Di Larne, County Antrim, banyak pemuda bertopeng menyerang lokasi wisata dan membakarnya pada hari Rabu (11/6). Padahal, lokasi wisata tersebut adalah pengungsian darurat bagi warga yang terserang rusuh sejak awal minggu ini.

Di Coleraine, sebuah rumah berisi sepasang keluarga dengan tiga anak dibakar pada hari Kamis malam. ACC Henderson menganggapnya sebagai 'serangan dan ujaran kebencian'.

Sementara di Bangor, County Down, sebuah graffiti dengan simbol garis bidik dan bertuliskan 24 jam ditulis tepat di depan sebuah rumah. Anggota Partai Aliansi, Connie Egan mengungkapkan bahwa tindakan tersebut adalah 'rasis dan sentuk intimidasi".

"Seluruh orang yang terlibat rusuh dapat dianggap sebagai kaum separatis, dengan retorika berbahaya yang bukanlah representasi dari mayoritas warga, dan kami sama sekali tidak akan menoleransinya," ujar Connie.

Agar keadaan semakin aman selama akhir minggu, ACC Henderson menyatakan bahwa kehadiran polisi akan semakin banyak di Irlandia Utara. "Bagi semua orang yang ingin membuat rusuh, atau hanya menyaksikannya saja, cepat-cepatlah menjauh, nantinya akan ada konsekuensi," tutup Henderson. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Negara Mengakui Kedaulatan Negara Palestina saat Majelis Umum PBB

Contoh Kasus Obat Resep Dokter Berujung Adiksi Heroin

Cara Louis Braille Merelovusi Sistem Penulisan Aksara

Timo Tjahjanto Menyutradarai Film Nobody 2

Animasi 2D Mantap dari Indonesia ala Panji Tengkorak

Sejarah Awal Terbentuknya Pariwisata Sebagai Komoditas Budaya

Fitur Keamanan Instagram dan Youtube Bagi Anak Kecil dan Remaja

Sungai Sebagai Bagian Peradaban Manusia

Para Biarawan Sempat Membantu Inovasi Bahasa Isyarat

Gejala dan Pencegahan Demam Berdarah