Tanda Seseorang yang Mengalami Candu Heroin

 

Ilustrasi Hari Anti Narkoba Sedunia (Freepik).

Candu terhadap narkoba (adiksi narkoba) cukup sulit untuk diutarakan. Seseorang yang mengalami adiksi tidak selalu jujur atas penyalahgunakan narkoba dirinya.

Dilansir dari Healthline, mungkin pecandu tidak sadar akan bahayanya. Akan sulit membicarakannya, namun berdiskusi langsung mengenai candu narkoba dapat menyelamatkan nyawanya.

Jika anda curiga bahwa rekan terdekat anda candu narkoba, khususnya pada heroin, perhatikanlah area sekitar rumah, karakteristik fisik, dan gaya hidupnya. Mungkin anda akan menemukan kenyataan dan dalamnya masalah mereka. Mengidentifikasi candu narkoba adalah langkah pertama perawatan bagi mereka.

Khusus di Indonesia, biasanya candu narkoba sering ditemukan bagi seluruh kalangan warga. Baik itu dari kelompok umur, hingga tingkatan ekonomi manapun. Bahkan, banyak yang berujung ironis, karena pecandu tidak mengenal bahayanya sama sekali.

Heroin dan Alat Obat Terlarang

Mengenali alat obat terlarang yang digunakan, dan bentuk dari heroin dapat membantu anda untuk menguak candu seseorang. Dari banyak kasus, pecandu heroin membutuhkan alat khusus untuk mabuk. 

Heroin dapat disuntik, dihirup, atau dirokok. Jarum, pipa, sendok serta koreknya biasa digunakan. Dari beberapa kasus, pecandu menggunakan karet gelang sebagai turniket, agar jalur pembuluh darahnya membesar. Hal ini agar obat dapat masuk lebih mudah lewat darah.

Heroin itu sendiri berbentuk serbuk, yang mudah terurai. Warnanya seringkali putih, namun bisa berwarna cokelat hingga kehitaman. Heroin tar hitam dinamai sesuai karakternya, yaitu kehitaman dan lengket.

Gejala Fisik Candu Heroin

Gejala fisik dari heroin secara cepat terasa. Setelah menyuntik heroin, pecandu akan mengalami euforia akibat obat, hanya dalam beberapa detik saja. Kadang mengonsumsi heroin tidak memunculkan reaksi dengan cepat, namun pecandu tetap terlihat mabuk.

Gejala fisik dari penyalahgunaan heroin diantaranya adalah mulut kering, kulit memerah, pupil mata menyempit, mudah tertidur langsung, napas lambat, kehilangan kendali, gatal, mual, muntah, dan konstipasi.

Gejala lainnya dari penyalahgunaan heroin adalah rasa berat, linglung atau disorientasi, kesulitan mengambil keputusan, serta hilang ingatan. Biasanya pecandu membutuhkan obat pencahar, karena heroin bisa menyebabkan konstipasi, alias sulit berak.

Perubahan Gaya Hidup Akibat Candu Heroin

Candu heroin mungkin sulit dikenali, namun sering terlihat saat menjadi kebiasaan. Seorang pecandu akan terlihat khawatir mengenai dosis berikutnya dari heroin.

Injeksi heroin dapat meninggalkan sisa suntikan di lengan, maka banyak dari pecandu mengenakan baju lengan panjang untuk menutupinya, bahkan saat cuaca panas. 

Jika pecandu takut ketahuan oleh teman atau keluarganya, mereka akan menjauhi mereka dan mengisolasi diri. Kerja serta hubungan sosial mereka akan menurun, dan faktor tersebut adalah hal biasa pada kasus candu narkoba. 

Seorang pecandu memiliki masalah pula dalam menjaga kesehatan dan kebersihan pribadi, serta lingkungannya.

Komplikasi Medis Candu Heroin

Heroin adalah obat opioid yang memiliki banyak komplikasi berbahaya, selain tentu overdosis obat. Contohnya adalah heroin dapat menyebabkan keguguran janin. Banyak kasus tertular virus berbahaya akibat saling berbagi suntikan, contohnya adalah HIV dan hepatitis. 

Penyalahgunaan heroin jangka panjang dapat merusak banyak organ, diantaranya adalah ginjal, hati, atau jantung. Heroin dapat pula merusak sistem kekebalan tubuh, sehingga pecandu lebih sering infeksi, akibat tubuhnya yang tidak dapat melawan bakteri.

Zat kandungan heroin dapat mengental dan menyumbat pembuluh darah, seperti di arteri dan nadi. Penyumbatan ini mengakibatkan serangan jantung, stroke, dan kerusakan organ permanen. 

Beberapa bahkan dapat mematikan nyawa dalam waktu sekejap. Sulit menentukan bahwa heroin mengandung zat berbahaya lainnya, karena membutuhkan tes dari laboratorium, dan biasanya terdeteksi setelah kejadian naas terjadi.

Bayi yang terlahir dari pecandu heroin seringkali beratnya kurang. Jika seorang ibu menyalahgunakan heroin saat hamil, maka bayi tersebut akan ikut menjadi candu. Bayi akan mengalami sindrom neonatal abstinence, yang berarti mereka akan sakau dan perlu detoksifikasi. 

Mencari Pertolongan Bagi Pecandu Heroin

Jika seseorang yang anda kenal candu heroin, maka menghubungi dokter atau orang terpercaya dapat membantu. Mereka akan menyarankan fasilitas perawatam dengan didampingi oleh ahli adiksi, dan banyak informasi lainnya hingga strategi agar benar-benar sembuh.

Badan Narkotika Nasional (BNN) di Indonesia telah mencanangkan program rehabilitasi bagi pecandu narkoba sejak lama. Pendampingan pasca rehabilitasi terhadap mantan pecandu narkoba, serta banyak program pembinaan lainnya telah dilaksanakan oleh BNN. 

Langkah pertama agar sembuh adalah mengakui dirinya memiliki masalah tersebut. Merubah kebiasaan tidak akan terjadi begitu saja. Banyak pecandu membutuhkan waktu panjang dan beberapa kali, hingga akhirnya berhenti konsumsi narkoba. 

Tekad dan dedikasi adalah jalan yang panjang menuju kesembuhan. Mengenali pribadi atau seseorang yang menyalahgunakan narkoba, adalah langkah pertama proses kesembuhan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Negara Mengakui Kedaulatan Negara Palestina saat Majelis Umum PBB

Contoh Kasus Obat Resep Dokter Berujung Adiksi Heroin

Cara Louis Braille Merelovusi Sistem Penulisan Aksara

Timo Tjahjanto Menyutradarai Film Nobody 2

Animasi 2D Mantap dari Indonesia ala Panji Tengkorak

Sejarah Awal Terbentuknya Pariwisata Sebagai Komoditas Budaya

Fitur Keamanan Instagram dan Youtube Bagi Anak Kecil dan Remaja

Sungai Sebagai Bagian Peradaban Manusia

Para Biarawan Sempat Membantu Inovasi Bahasa Isyarat

Gejala dan Pencegahan Demam Berdarah