Seluruh Deskripsi Agrikultur di Asia
![]() |
Sawah terasering di Jawa Barat, Indonesia (Pexels). |
Sejauh ini, luasnya lokasi di Asia belum semuanya dibudidayakan tani, karena kondisi iklim dan tanah yang kurang cocok. Berbanding terbalik, wilayah dengan kondisi baik justru ditanam secara intensif. Beberapa tanaman pokok diantaranya adalah beras, tebu, dan ubi.
Teknologi Agrikultur Asia
Dilansir dari Britannica, teknik tradisional irigasi di Asia yaitu mengandalkan gravitasi untuk mengaliri sawah. Air yang tiba dari reservoir (cadangan air) dataran tinggi, akan mengalir melalui kanal atau selokan kecil.
Beberapa irigasi bisa terhubung satu sama lainnya, walau menambah waktu agar air dapat kembali ke kanalnya. Khusus di Jepang dan Taiwan, pompa listrik kecil digunakan untuk mengalirkan air sepanjang musimnya.
Kekurangan teknik kanal irigasi ini, adalah air bisa berkurang akibat menguap, dan arus air dapat mengikis nutrisi tanah, pupuk, dan pestisida.
Teknik dengan memompa air dari dalam tanah sudah dicanangkan. Alat pompa air biasa, atau turbin pompa air dalam tanah, telah lumrah dilaksanakan di India, Pakistan, dan Iran. Teknik ini mengurasi resiko terkikisnya tanah, dan memudahkan pengeringan lahan.
Perkembangan modern paling penting di agrikultur Asia adalah digunakannya benih tanaman unggul, yang berpotensi memperbanyak hasil tani. Banyak negara Asia telah mengimplementasikan teknik ini sejak tahun 1960an lalu.
Contohnya adalah Indonesia, yang bekerja sama dengan Institut Penelitian Beras Internasional (IRRI) dari Filipina. Khusus untuk beras, benih unggul harus disesuaikan dengan kondisi lokal tani, yang didukung oleh sumber air dan pupuk yang baik.
Seluruh proses tersebut dibimbing langsung oleh pemerintah, dan menjadi syarat utama bagi pertanian di banyak negara Asia. Khusus di banyak negara Siberia, Asia Tengah, dan Pakistan, proyek irigasi besar telah dikembangkan demi merubah pola tradisional agrikultur.
Pembudidayaan Tanaman Pokok Asia
Nasi adalah makanan pokok di banyak negara Asia, dengan produksi mencapai 90 persen dari seluruh total suplai dunia. Kecuali di Timur Tengah, Pakistan, Afghanistan, Siberia, Asia Tengah, dan Malaysia, sawah mengisi lebih banyak area tani dibandingkan lahan budidaya tanaman lainnya.
Luasnya sawah jika dibandingkan dengan area budidaya tani, terluas ditemukan di negara Vietnam, Bangladesh dan Sri Lanka. Sementara di negara Asia lainnya, jumlah sawah mencapai seperempat hingga setengahnya, kecuali di Timur Tengah.
Padahal, banyak negara tersebut tidak begitu cukup memenuhi kebutuhan berasnya, contohnya adalah Sri Lanka dan Bangladesh. Sementara negara dengan ekspor beras terbesar adalah Thailand, Pakistan, dan Vietnam.
Tanah hitam (chernozem) di Siberia selatan dibudidayakan dengan beberapa jenis tanaman, terutama gandum. Gandum menjadi bahan makanan utama di Asia Tengah, Timur Tengah, Afghanistan dan Pakistan.
Gandum ditanam di China dan Jepang Utara, dimana kedelai ditanam pula bersamanya. Jagung ditanam di banyak negara Asia pula.
Budidaya tanaman di Irak, Iran, Pakistan, dan India utara harus menggunakan teknik irigasi air intensif, yang bersumber dari air sumur atau sungai.
Buah dan Sayuran dari Asia
Benua Asia memproduksi banyak variasi buah tropis dan sub tropis, utamanya sebagai konsumsi domestik. Dengan kondisi iklim dan transportasi terbatas, konsumsi disesuaikan dengan musimnya, dan dekat dengan lokasi perkebunan.
Beberapa contoh buah yang diproduksi adalah pisang, mangga, apel, jeruk, nanas, dan pepaya. Khusus untuk berbagai jenis jeruk, biasanya berasal dari negara Mediterania, Transkaukasia, China, dan Jepang.
Beberapa buah khusus dari Indonesia diantaranya adalah manggis, lechi, durian. Beberapa negara mengekspor pula buah nanas dengan cara kalengan, diantaranya adalah Filipina, Taiwan, dan Malaysia.
Faktor yang sama membatasi pula transportasi sayuran, yang utamanya dikonsumsi oleh lokal. Contoh negara yang mengekspor sayur kalengan adalah Taiwan, dengan produk jamur dan asparagus, yang keduanya sukses di pasar internasional.
Produksi Ekspor Tanaman dari Asia
Asia telah dikenal sebagai produsen tanaman ekspor, diantaranya adalah teh, karet, minyak sawit, kelapa,dan tebu. Goni sebagai serat komersil adalah satu dari ekspor utama dari Bangladesh. Kapas adalah komoditas utama di Asia Tengah, khususnya di India dan Pakistan.
Karet yang dibawa dari Brazil pada abad 19 lalu, menjadi produksi utama di Thailand, dan Malaysia. Sementara negara produsen karet lainnya adalah India, China, dan Filipina.
Minyak sawit telah menjadi komoditas penting bagi Malaysia. Teh menjadi komoditas komersil utama di India, Sri Lanka, dan sebagian kecil dari China dan Taiwan. Kelapa adalah produksi dari India, Filipina, dan Sri Lanka.
India adalah produsen terbesar tebu, namun jumlah produksinya tersaingi oleh negara lain yang lebih terfokus pada konsumsi lokal, diantaranya adalah Filipina, India, dan Sri Lanka. Tembakau pun ditanam luas di banyak negara Asia, diantaranya adalah China, India, Turki, Asia Tengah, dan Pakistan.
Sengaja terpisah dari daftar di atas, Indonesia adalah yang paling kaya akan variasi produksi tanaman ekspor. Indonesia membudidayakan banyak lahan dengan tanaman karet, minyak sawit, teh, kelapa, tebu, tembakau, dan banyak sekali jenis rempah!
Komentar
Posting Komentar