Sejarah, Definisi, dan Deskripsi Media Sosial
![]() |
Ilustrasi rasanya menggunakan media sosial (Freepik). |
Sebagai kaum kekinian, tentunya kita menggunakan banyak media sosial. Facebook, Instagram, Tiktok, Youtube, Whatsapp, dan Gmail adalah keseharian kita semua melalui berbagai gawai.
Media sosial telah menjadi portal internet demi berkomunikasi dan mencari informasi. Namun, di jaman internet ini, apakah kita semua ingat akan definisi dari media sosial itu sendiri?
Dilansir dari Britannica, media sosial ternyata memiliki sejarah panjang. Bahkan, umur sejak kelahirannya bisa disamakan dengan perkembangan internet, yang menjadi landasannya.
Definisi dan Deskripsi Media Sosial
Media sosial, atau biasa disebut sebagai medsos, adalah satu bentuk komunikasi media massa di internet. Pengguna membagikan informasi, ide, pesan pribadi, dan banyak konten lainnya (video), melalui laman situs untuk jejaring sosial dan blogging mikro.
Jejaring sosial dan media sosial adalah dua konsep yang saling timpang tindih. Konsepnya adalah jejaring sosial dimaksudkan agar pengguna dapat membangun komunitas, namun media sosial lebih mengacu sebagai portal sosial yang untuk membangun penonton.
Sejarah Media Sosial
Bentuk awal media sosial muncul hampir bersamaan saat teknologi yang mendukungnya telah dirilis. Surat elektronik (surel) dan program obrolan telah muncul sejak tahun 1970-an lalu, namun komunitasnya baru muncul saat USENET digunakan pada tahun 1979.
USENET memiliki fitur agar pengguna dapat mengirim dan penerima pesan melalui forum yang disebut newsgroup. USENET dan berbagai forum diskusi lainnya, memberi jalan bagi pengguna untuk berinteraksi, namun setiap sistemnya tetap tertutup. Contohnya adalah Bulletin Board System atau biasa disebut BBS.
Hingga akhirnya di tahun 1993, diluncurkanlah peramban laman Mosaic, dimana sistem sebelumnya disatukan pada tampilan grafik antarmuka yang mudah digunakan.
Dibangunnya World Wide Web menyalurkan navigasi dari satu situs ke situs lainnya, hanya dengan satu klik saja. Kecepatan internet yang semakin meninggi, memberi jalan pula bagi konten multimedia. Sebelumnya, forum hanya dapat diisi dengan teks saja.
Beberapa perusahaan pertama yang menciptakan jejaring sosial adalah laman bernama Classmates.com dan SixDegrees.com. Classmates.com didirikan pada tahun 1995, yang dikenalkan dengan kampanye iklan agresif, untuk menarik para peseluncur laman.
Classmates.com adalah jejaring sosial yang terhubung antara anggota kelas, sekolah, kampus, cabang aparat keamanan, dan tempat kerja.
SixDegrees.com diluncurkan pada tahun 1997 lalu, dengan banyak fiturnya mirip sekali dengan karakter media sosial. Anggotanya dapat membuat profil, mengelola daftar teman, dan berkomunikasi satu sama lain melalui sistem pesan.
SixDegress.com mengklaim telah memiliki tiga juta pengguna pada tahun 2000 lalu, namun gagal menciptakan keuntungan moneter dan tumbang bersama banyak laman situs lainnya. Insiden ini tidak berpengaruh kepada situs perusahaan dagang elektronik.
Walau begitu, media sosial semakin populer sejak awal abad 21 lalu. Jejaring sosial seperti Friendster dan Myspace muncul dengan menarik pengguna dari anggota keluarga, teman, dan kenalan melalui koneksi daring.
Kedua situs tersebut akhirnya tergantikan oleh Facebook, yang menjadi satu dari banyak situs media sosial terkenal, dengan jumlah pengguna sebanyak miliaran dari seluruh dunia.
Beberapa bentuk media sosial lain muncul untuk saling berbagi konten yang spesifik. Contohnya adalah Youtube yang digunakan untuk berbagi video, atau Tiktok khusus untuk versi video pendek.
LinkedIn digunakan sebagai koneksi profesional, dimana pengguna membuat laman profil yang mirip dengan resume.
Masalah Akibat Media Sosial
Kekhawatiran akan pengaruh negatif dari media sosial ikut berjamur dengan berkembangnya teknologi. Beberapa pemerhati menyatakan, bahwa media sosial meningkatkan gangguan schandenfreude, yaitu suatu pengalaman emotional berpuas diri atas keburukan orang lain.
Mungkin hal ini terjadi akibat dehumanisasi yang terjadi saat berinteraksi melalui layar komputer atau gawai.
Beberapa penelitian bahkan menunjukkan hubungan antara awamnya penggunaan media sosial, dengan depresi, kecemasan, kesepian, keinginan bunuh diri dan rendah diri.
Contoh pemerhatinya adalah Vivek Murthy, seorang kepala dokter bedah dari Amerika Serikat. Murthy meminta pertimbangan agar social media dikaji ulang pengaruhnya pada anak-anak.
Bahkan pada tahun 2024 lalu, Murthy menegaskan mandat kepada pemerintah AS agar label peringatan dicantumkan pada seluruh situs media sosial, layaknya label pada obat keras.
Komentar
Posting Komentar