Boneka Labubu yang Viral dari China

 

Foto Labubu dengan berbagai desan bajunya (Xinhua).

Sebuah toko di lantai dasar pabrik piyama, Provinsi Jiangsu, China, hampir saja bangkrut. Namun, karena keberadaan sebuah boneka lucu, toko tersebut seakan terlahir kembali.

"Labubu bukanlah minat saya pribadi, tetapi sekarang saya menganggapnya sangat imut nan lucu," ujar Qui Zunzun, seorang manajer umum dari perusahaan toserba Shuofeng, sambil bercanda.

Dilansir dari Xinhua, dengan khas giginya yang tajam, Labubu telah mengcengkram dunia dengan hebohnya. Melihat kesempatan emas tersebut, Qui lalu menemukan sebuah celah di pasar. Qui berinisitif untuk mendesain baju bagi Labubu.

Jadi, dia membeli beberapa contoh baju dan boneka Labubu pada akhir Mei. Lalu, pabrik tersebut mendesain dan merilis baju kolektor khusus Labubu.

"Dalam 20 hari saja, kita telah memproduksi lebih dari 80 jenis baju boneka Labubu, dengan keuntungan sekitar 170 ribu Yuan (390 Juta Rupiah)," ujar Qiu. Dia menyatakan pula, potensi bisnis ini masih berkembang, dengan keuntungan bulanan dapat mencapai satu juta Yuan.

Boneka Labubu dengan telinga kelinci ini telah menginspirasi banyak penggemar boneka di seluruh dunia, yang kini tengah mengantri untuk memilikinya.

Boneka Labubu adalah satu contoh merek dagang khas China yang mendunia, yang menunjukkan bahwa China dapat berubah peran dari pabrik dunia. China bisa menjadi sumber ekspor budaya orisinal, yang menambah potensi bagi industri tradisional ini.

Semangat Inovasi Baru Bagi Industri Tradisional China

Maraid Vintena dari Sydney, Australia, tengah mengantri berjam-jam lamanya di mesin penjual otomatis Pop mart Labubu, yang berada di sekitar area rumahnya.

"Ada empat mesin penjual Pop Mart di sekitar rumah saya. Tetapi selalu habis terjual. Saya mengecek laman situsnya hingga sepuluh kali sehari,... Saya sangatlah keranjingan, tetapi asyik juga," ujar Vintena.

"Ketika kita bertambah dewasa, hidup semakin membuat jengah. Sesuatu yang kecil nan remeh, seperti Labubu, adalah hal yang memberi semangat," ujar Vintena, menjelaskan kenapa dia suka Labubu.

Dengan tingginya animo Labubu, merek fashion Uniqlo telah bekerja sama dengan Pop Mart, demi mengamankan koleksi baru The Monsters mereka.

Di Pasar Internasional Yiwu, seorang pembeli dengan membawa plastik hitam, silih berganti dari satu toko ke lainnya, dan menanyakan apakah baju boneka Labubu telah tersedia. 

Sementara di toko Zhu Hui, pembeli tidak hanya dapat menemukan kaos, celana dan rok bagi Labubu, tetapi juga aksesoris seperti kacamata dan topi. "Baju Labubu kami jual dari tujuh hingga 15 Yuan per-produknya, dan aksesoris seharga satu atau dua Yuan," ujar Zhu.

Zhu baru saja membuka toko setengah bulan lalu, namun jumlah pesanannya dengan cepat meroket. "Awalnya kita menerima pesanan dari puluhan hingga ratusan baju Labubu setiap harinya. Kini pesanan telah mencapai 10 ribu," ujar Zhu.

Zhu kini telah mempekerjakan 50 pegawai di tokonya, dan banyak diantara mereka harus bekerja lembur, demi memenuhi seluruh pesanan penggemar Labubu.

Terinspirasi dari Labubu, beberapa produsen mainan lain berinovasi agar boneka mereka lebih menarik. Contohnya adalah Pabrik Mainan Yiwu Hongsheng, yang telah mengekspor ke lebih dari 80 negara di Amerika Selatan, Timur Tengah, Asia Tengah, Eropa, dan Afrika.

"Boneka kami bisa berbicara, bernyanyi, dan bercerita," ujar Sun Lijuan, Manajer Yiwu Hongsheng. Beberapa waktu lalu, mereka telah menerapkan teknologi kecerdasan buatan (AI), yang bisa memenuhi minat konsumen.

Sun menyatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi baru telah mendukung perkembangan bisnis mereka, dan mengindari kompetisi yang serupa. Pabrik Yiwu Hongsheng didirikan 13 tahun lalu, namun baru beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan pesat.

Merek Dagang China yang Mendunia

Tidak hanya Labubu dari China yang kini mendunia. Contohnya adalah video gim Black Myth: Wukong, yang mencapai 1 juta pemain selama satu jam saat perilisannya. Contoh lainnya adalah hingga film Ne Zha 2, yang menempati urutan kelima dari film tersukses seantero dunia.

"Kesuksesan tersebut menunjukkan naiknya kepercayaan diri dan semangat bagi sistem budaya serta industri dari China," ujar Wang Ruotong, seorang peneliti dari Studi Luar Negeri, Universitas Tianjin, China.

"Potensi dari merek dagang China di pasar global, adalah dengan pengembangan berkelanjutan mengenai konten dan integrasi teknologinya. Dengan semakin dewasanya teknologi AI dan realitas maya (VR), presentasi produk akan semakin meyakinkan dan interaktif," tambah Ruotong.

"China memiliki fondasi baik dari manufaktur. Maka, kepopuleran Labubu saat ini adalah kesempatan emas bagi banyak industri. Saya yakin, kedepannya akan banyak produk lain yang mendunia," tutup Ruotong.

Selain merek dagang budaya, beberapa komoditas China lainnya telah mencapai kelas dunia, diantaranya adalah kecerdasan buatan, kendaraan energi baru, dan teknologi khusus konsumen.

Data dari Administrasi Umum Budaya China menunjukkan bahwa ekspor kendaraan listrik telah mencapai 2 juta unit, untuk pertama kalinya sejak 2024 tahun lalu. Pabrikan mobil China, BYD telah membangun pabrik di Thailand dan Meksiko, yang semakin mendukung perkembangan desain otomotif dari China.

Dari segi perkembangan AI, China telah mengembangkan ekosistem kecerdasan buatan dengan 400 perusahaan khusus untuk AI, termasuk diantaranya adalah inovator AI DeepSeek.

Berkembangnya industri kreatif China didukung oleh konsumsi domestik dan fondasi manufaktur. China akan beralih dari produksi masal, menuju manufaktur yang cerdas dan berkualitas, dengan menyatukan antara estetika dan keahlian manufaktur China, demi meraih kesuksesan di pasar global.

Pada tahun 2024 lalu, pengeluaran per kapita warga China untuk edukasi, budaya, dan hiburan telah mencapai 3.189 Yuan (7 Juta Rupiah), atau naik sebesar 9,8 persen. Data ini termasuk naiknya pengeluaran total per kapita sebesar 11,3 persen, seperti dilansir oleh Biro Statistik Nasional China.

Seluruh konsumsi domestik telah menjadi tenaga baru bagi perkembangan industri budaya China.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Negara Mengakui Kedaulatan Negara Palestina saat Majelis Umum PBB

Contoh Kasus Obat Resep Dokter Berujung Adiksi Heroin

Cara Louis Braille Merelovusi Sistem Penulisan Aksara

Timo Tjahjanto Menyutradarai Film Nobody 2

Animasi 2D Mantap dari Indonesia ala Panji Tengkorak

Sejarah Awal Terbentuknya Pariwisata Sebagai Komoditas Budaya

Fitur Keamanan Instagram dan Youtube Bagi Anak Kecil dan Remaja

Sungai Sebagai Bagian Peradaban Manusia

Para Biarawan Sempat Membantu Inovasi Bahasa Isyarat

Gejala dan Pencegahan Demam Berdarah