Aplikasi Meta AI adalah Bencana Keamanan Privasi
![]() |
Logo Meta (Wikimedia Commons). |
Tampak seperti sebuah awal cerita film horor abad 21, seluruh jejak sejarah peramban milik pengguna ternyata sudah terbuka publik selama ini, dan banyak yang belum tahu. Skenario tersebut mirip dengan aplikasi mandiri Meta AI, dimana banyak orang merilis publik, obrolan pribadi mereka dengan chatbot.
Ketika pengguna menanyakan sesuatu pada kecerdasan buatan (AI), terdapat opsi untuk membagikannya, lalu masuk ke layar pratinjau dari unggahan tersebut. Tetapi banyak pengguna yang tidak sadar, bahwa mereka baru saja merilis teks percakapan, klip audio, dan gambar, secara publik ke seantero dunia.
Ketika penulis Tech Crunch bangun pada suatu pagi, dia tidak menyangka akan mendengar suatu rekaman dialog pria dengan aksen Amerika Selatan, yang bertanya, "Hei Meta, mengapa beberapa orang kentutnya lebih bau dari yang lain?"
Asam lambung hanyalah sedikit dari banyaknya masalah Meta. Dari menggunakan aplikasi Meta AI, banyak orang telah menanyakan cara menghindari pajak, jika keluarganya akan ditahan akibat kejahatan kerah putih, atau cara menulis surat penahanan hukum bagi pegawai.
Lebih parah lagi, contohnya adalah yang ditemukan oleh Rachel Tobac, seorang ahli keamanan siber. Tobac menemukan alamat rumah dan detil pengadilan hukum, dari sekian banyak informasi pribadi, hanya dengan menggunakan aplikasi Meta AI.
Tidak masalah jika anda mengaku bertindak kriminal, atau hanya memiliki ruam di tubuh, Meta AI adalah mimpi buruk privasi penggunanya.
Meta belum mengindikasi kepada pengguna, apa saja setelan privasi ketika menggunggah, atau kemana mereka mengunggahnya. Jadi, jika anda menggunakan Meta AI di Instagram yang terbuka publik, maka hasil pencarian anda mengenai 'cewek berdada besar' akan tampak.
Banyak masalah ini bisa terhindarkan, jika Meta tidak merilisnya dengan fitur mengecek obrolan orang lain dengan AI pribadinya. Atau jika Meta menduga masalah ini sebelum merilisnya.
Alasannya mendasar seperti Google, yang tidak mau menghubungkan mesin pencari mereka dengan media sosial. Atau kebocoran data publik AOL pada tahun 2006 lalu, yang berujung bencana besar.
Padahal, Meta AI telah diunduh sebanyak 6,5 juta kali sejak debutnya tanggal 29 April lalu. Masalah ini mungkin terdengar hebat bagi aplikasi indie, tetapi Meta AI dibuat oleh sebuah perusahaan dengan investasi milyaran dolar AS.
Setiap detik dirilisnya Meta AI, semakin banyak juga unggahan yang jelas sekali mengejek. Contohnya adalah pengguna yang mengunggah resume dan meminta pekerjaan keamanan siber. Atau akun dengan avatar Pepe sang Kodok, yang bertanya cara membuat botol air untuk mengisap ganja.
Jika memang Meta ingin AI-nya digunakan oleh publik, maka jelas sekali bahwa mempermalukan publik adalah satu cara untuk menarik perhatiannya.
Komentar
Posting Komentar