Apakah Memakan Daging Menambah Resiko Diabetes?

 

Foto tumis daging (Pexels).

Memang, sudah diyakini bahwa mengonsumsi daging merah dengan porsi banyak berbahaya bagi kesehatan. Ternyata, penelitian baru membuktikan bahwa konsumsi daging merah dua kali seminggu, menambah resiko diabetes tipe dua. 

Dilansir dari National Geographic, penelitian yang dirilis oleh Jurnal Nutrisi Klinis Amerika (AJCN), menyatakan bahwa memakan daging merah menambah resiko terpapar diabetes tipe dua.

"Kami menemukan bertambahnya resiko diabetes, walau hanya melahap dua porsi daging merah per minggunya, dan resiko semakin bertambah sejalan dengan naiknya porsi," ujar Xiao Gu, kepala penelitian tersebut yang berasal dari Harvard.

Penelitian ini menunjukkan bahwa mengganti daging merah dengan sumber protein dari tanaman, dapat mengurangi resiko berkembangnya diabetes tipe dua. 

"Penelitian dari Asosiasi Jantung Amerika Heart (AHA), Asosiasi Kanker Amerika (ACA), dan beberapa instansi lainnya, menunjukkan variasi dampak konsumsi daging merah terhadap kesehatan," ujar Chistopher Gardner, dari Universitas Stanford.

Daging merah tidak hanya meningkatkan resiko diabetes tipe dua. Beberapa penelitian menunjukkan, bahwa konsumsi berlebihan daging merah dapat menambah resiko penyakit jantung dan hati, obesitas, serta kanker. 

Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan daging merah sebagai kelompok satu karsinogen, yang berarti menambah resiko kanker, bersama dengan menghisap rokok atau paparan sinar matahari (ultra violet).

Daging merah yang belum diolah masuk dalam kelompok dua karsinogen, dan yang lebih beresiko lagi, adalah acar dari sayuran dan aspartame dari berbagai merek soda.

"Penemuan kami bukan berarti tidak boleh memakan daging merah. Tetapi porsinya harus disesuaikan dengan pola makan yang baik," ujar Walter Willet, Profesor Epidemilogi dan Nutrisi dari Harvard, yang bekerjasama dengan Xiao Gu dalam penelitian ini.

Penelitian Antara Daging Merah dan Diabetes  

"Daging merah adalah jenis sebutan untuk daging yang berwarna merah saat masih mentah, dan berasal dari hewan berkaki empat," ujar Kearson Petruzzi, Ahli Pola Makan dari Klinik Pusat Nutrisi Manusia Cleveland (CCCHN).

Definisi ini berlaku bagi seluruh daging merah yang telah diolah, fermentasi, atau diasapi. Namun, definisi ini tidak berlaku bagi daging putih, seperti dari jenis unggas ayam dan kalkun, atau ikan.

Penelitian Xiao Gu menggunakan data dari 216.695 partisipan berkelamin pria dan wanita, yang memberikan detil pola makan mereka selama lebih dari 30 tahun lamanya. Sebanyak 22 ribu partisipan terjangkit penyakit diabetes tipe 2, dan data ini dapat mengukur pengaruh daging merah dan diabetes.

Hasilnya adalah, partisipan yang banyak memakan daging merah memiliki resiko lebih besar 62 persen untuk terjangkit diabetes tipe 2, daripada yang lebih sedikit mengonsumsinya.

Data menunjukkan pula, bahwa setiap tambahan porsi olahan daging merah setiap harinya, menambah resiko diabetes sebesar 46 persen, dan jika dagingnya mentah, maka resikonya sebesar 24 persen lebih tinggi lagi (total 70 persen).

Penemuan ini adalah faktor penting sebagai dasar mengapa banyak warga dunia terjangkit diabetes tipe dua. Hingga tahun 2023 lalu, sebanyak 529 juta warga dunia telah terjangkit penyakit ini. Tahun 2050 mendatang, jumlah ini dapat mencapai dua kali lipat besarnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Negara Mengakui Kedaulatan Negara Palestina saat Majelis Umum PBB

Contoh Kasus Obat Resep Dokter Berujung Adiksi Heroin

Cara Louis Braille Merelovusi Sistem Penulisan Aksara

Timo Tjahjanto Menyutradarai Film Nobody 2

Animasi 2D Mantap dari Indonesia ala Panji Tengkorak

Sejarah Awal Terbentuknya Pariwisata Sebagai Komoditas Budaya

Fitur Keamanan Instagram dan Youtube Bagi Anak Kecil dan Remaja

Sungai Sebagai Bagian Peradaban Manusia

Para Biarawan Sempat Membantu Inovasi Bahasa Isyarat

Gejala dan Pencegahan Demam Berdarah