Tips Adaptasi Rutinitas Fitnes Saat Umur Semakin Menua
![]() |
Ilustrasi olahraga saat lansia (Freepik). |
Latihan fisik atau olahraga semakin sulit saat tubuh menua, tetapi tidak tentu berpengaruh langsung pada kesehatan. Semakin menua, maka tubuh harus beradaptasi jika ingin terus berolahraga.
Dilansir dari Healthline, anjuran olahraga sebanyak 150 menit dalam seminggu haruslah dilaksanakan. Namun, semakin menua maka akan bertambah pula tantangannya.
Beberapa ahli menyatakan bahwa kategori yang perlu dilatih adalah kekuatan, stamina, keseimbangan dan fleksibilitas. Jessica Jones dari FitRated menyatakan, bahwa olahraga 15 hingga 30 menit perhari, yang diisi hanya dengan berjalan saja sudahlah cukup.
Berikut adalah beberapa tantangan berolahraga saat umur makin menua, diantaranya adalah radang sendi (arthritis), osteoporosis, menopause, mudah kelelahan, dan terbatasnya mobilitas.
Olahraga setelah Menopause
Menopause adalah saat seorang wanita terhenti siklus bulanannya, alias haid. Biasanya terjadi saat wanita telah berumur 50 tahun ke atas.
Dalam kondisi ini, wanita yang telah menopause mengalami beberapa gejala. Diantaranya adalah perubahan suhu tubuh, perubahan suasana hati, vagina yang kering dan bertambahnya berat badan.
Olahraga bagi wanita menopause adalah dengan latihan di suhu sejuk, menyiapkan handuk kering, terus meminum air, mengurangi kadar latihan jika suhu tubuh terlalu panas, melatih pernapasan diafragma, serta menggunakan baju yang ringan dan longgar.
Olahraga untuk Menanggulangi Arthritis
Olahraga squat disarankan oleh Dr. Alyssa Kuhn, seorang ahli terapi fisik dan radang sendi. Olahraga ini dimaksudkan agar sendi dapat menerima aktifitas berlebih.
Push-up bisa dilaksanakan sambil berdiri, contohnya dengan menempatkan tangan pada meja dapur. Tidak perlu push-up biasa yang membebani seluruh tubuh.
Olahraga dalam air, contohnya berenang adalah alternatif lainnya. Ringannya tubuh saat berada di dalam air, maka rongga sendi pun akan semakin ringan terasa.
Jika tubuh terasa sakit saat latihan atau setelahnya, maka kadarnya perlu dikurangi, agar program latihan tersebut akan tetap aman bagi tubuh.
Olahraga untuk Menanggulangi Osteoporosis
Kuhn menambahkan bahwa beberapa penelitian, telah membuktikan faktor kepadatan tulang yang justru semakin membaik setelah dilatih dengan benar.
Beberapa olahraga yang bisa digunakan adalah seperti push-up diatas meja dapur, squats, yoga, dan bahkan hanya dengan berlatih menaiki tangga di rumah.
Menurut Kuhn, kunci dari olahraga ini adalah menanggung massa, khususnya adalah berat tubuh yang dimiliki setiap orang. Dengan olahraga diatas, kepadatan tulang dapat terjaga, khususnya di bagian pinggul.
Olahraga saat Terbatasnya Mobilitas
Jika cedera atau kondisi kronis menyebabkan mobilitas yang terbatas, olahraga tentu bukan solusinya. Namun, beberapa alat dapat membantu kondisi ini.
Menurut Kuhn, menggunakan alat tambahan seperti meja dapur, atau bahkan sambil duduk di kursi bisa dilaksanakan sambil latihan. Bahkan, bantalan sofa dapat digunakan pula sebagai sandaraan saat berlatih olahraga.
Berlatih yoga dengan menggunakan tambahan alat tersebut bisa menjadi alternatif lainnya. Seluruh saran ini bermaksud agar tubuh tertopang dengan baik dan menghindari cedera.
Keamanan Tubuh saat Berolahraga
Beberapa kondisi saat lansia menyebabkan kita kesulitan beraktifitas, apalagi berolahraga. Maka, beberapa saran perlu diperhatikan jika ingin aman dari cedera sebelum berolahraga.
Gunakanlah perlengkapan gym yang sesuai dengan fungsinya. Beberapa peralatan tersebut memiliki orientasi khusus berat olahraga yang akan dilaksanakan.
Jika memiliki masalah penglihatan atau pendengaran, hindari berolahraga di lokasi gym yang ramai, apalagi tanpa ditemani oleh orang terdekat.
Pemanasan sebelum berolahraga dan peregangan setelahnya perlu dilaksanakan, karena kelenturan tubuh memang sudah berkurang.
Meminum banyak air sebelum, selama, dan setelah berolahraga. Penyerapan nutrisi serta hidrasi tubuh semakin melambat, maka asupan yang cukup perlu ditanggulangi langsung.
Ketika berolahraga di luar ruangan, kondisi tubuh tentu akan semakin capek. Maka, alat komunikasi seperti ponsel perlu dibawa, karena keadaan darurat mungkin menimpa anda.
Komentar
Posting Komentar