Tikus Yang Berhasil Mendeteksi 3000 Kasus Tuberkolusis

 

Foto HeroRATS dari APOPO yang tengah mendeteksi bakteri TB (APOPO).

Carolina adalah nama seekor tikus berkantung Afrika, yang selama tujuh tahun hidupnya berhasil mendeteksi lebih dari tiga ribu kasus tuberkolusis (TB).

Carolina berkarir sebagai HeroRATS dari organisasi APOPO, yang telah pensiun pada November 2024 lalu, dengan menyelamatkan lebih dari 30 ribu warga dari infeksi TB.

Tikus HeroRATS yang pensiun akan hidup di markas APOPO. Dengan kandang luar ruangan yang luas, dan hidup dengan dirawat oleh pelatih tikus APOPO. 

Dilansir dari National Geographic, HeroRATS adalah program pelatihan tikus yang berasal dari organisasi APOPO. Organisasi ini melatih tikus agar dapat mendeteksi ranjau darat dan TB.

Organisasi APOPO yang berasal dari Tanzania, melatih sekitar 40 tikus berkantung Afrika, agar dapat melawan penyebaran bakteri TB di Ethiopia dan Tanzania. 

Carolina sanggup mendeteksi kasus tuberkolusis dalam waktu 20 menit saja, sementara manusia yang menggunakan mikroskop, butuh waktu selama empat hari untuk mengecek TB.

Itupun jika alat pendeteksi TB hasilnya benar, karena hanya sekitar 20 hingga 40 persen akurat. Sementara HeroRATS berhasil meningkatkan deteksi TB 40 persen lebih tinggi di Afrika Timur.

Setiap infeksi TB yang terdeteksi oleh tikus, 10 hingga 15 manusia lainnya ikut terselamatkan dari infeksi tersebut. Program ini setidaknya berhasil mencegah 400 ribu kasus baru TB.

"Semua orang berpikir bahwa tikus adalah seekor hama. Tapi jika kita mengetahui fungsinya, semua akan menyukai tikus tersebut," ujar Tefera Agizew, dokter tuberkolusis dari APOPO.

Tikus berkantung Afrika berukuran raksasa ini bukanlah seekor hama. Mereka berkarakter tenang, mudah dilatih daripada beberapa jenis anjing, dan dapat bekerja hingga tujuh atau delapan tahun lamanya.

Panjang tubuhnya sekitar 33 centimeter, dengan panjang ekor yang hampir sama. Tikus ini memiliki indera penciuman tajam, yang dapat mendeteksi setengah tetes klorin diantara 20 kolam renang.

Prosedur APOPO Dalam Mendeteksi Tuberkolusis

HeroRats dari APOPO bermula dari proyek deteksi ranjau darat pada tahun 1990 lalu. Indera penciuman tikus Afrika ini dapat mendeteksi bom hingga kedalaman 20 centimeter dibawah tanah.

Tikus pun tidak akan memicu ranjau darat, karena tubuhnya cukup ringan. Seluruh HeroRATS APOPO dilatih di Morogoro, Tanzania, agar dapat mencium ranjau darat dan bakteri TB. 

APOPO beralih ke kasus TB karena banyaknya kasus infeksi di Tanzania. Tahun 2023 lalu, lebih dari 50 warga di Tanzania dan Ethiopia meninggal akibat TB.

Setiap harinya, APOPO mengirim kurir ke banyak klinik lokal, agar dapat mengambil sampel dan membawanya kembali ke markas, dan dapat dideteksi oleh tikus di laboratorium APOPO. 

Tikus akan mendeteksi sampel, yang kebanyakan hasilnya adalah negatif di klinik lokal. Jika tikus mendeteksi positif TB, maka APOPO akan mengetesnya kembali di laboratorium.

Bahkan dalam beberapa kasus, tikus dapat mendeteksi hasil positif, sementara laboratorium APOPO hasilnya negatif. Dari hasil tersebut, pasien dalam enam bulan akan terinfeksi TB secara aktif.

Cindy Fast, pelatih tikus APOPO menyatakan, bahwa tikus dapat mendeteksi infeksi awal yang tersembunyi dari TB.

Pelatihan Tikus HeroRATS Pendeteksi Tuberkolusis

Tuberkolusis disebabkan oleh bakteri mycobacterium tubercolusis, yang memiliki enam senyawa organik, yang seluruhnya dapat terdeteksi oleh tikus.

"Pelatihan HeroRATS membutuhkan ribuan sampel, karena tikus tidak hanya mencium bakteri, tetapi setiap kandungan didalamnya," ujar Fast. "Tikus dapat mendeteksi makanan apa yang dimakan pasien, jadi kita harus melatih tikus agar mendeteksi bakteri, dan bukanlah orangnya," tambah Cindy.

Tikus akan melalui satu tahun pelatihan positif kliker, yaitu memberi hadiah makanan setiap tahap latihan yang berhasil. Jika tikus mengerti bahwa mendeteksi TB berarti diberi hadiah makanan, maka pelatihan berhasil. 

Saat pelatihan berakhir, tikus harus dapat mengevaluasi 500 sampel dan tidak satupun yang gagal terdeteksi. Jika berhasil, tikus akan bekerja sebagai HeroRATS.

Tikus HeroRATS lalu akan bekerja selama delapan hingga sepuluh menit setiap harinya, selama lima hari seminggu, sambil berada dalam kandang kaca berlubang sepuluh. Tikus akan mendeteksi TB dari 100 sampel perharinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Negara Mengakui Kedaulatan Negara Palestina saat Majelis Umum PBB

Contoh Kasus Obat Resep Dokter Berujung Adiksi Heroin

Cara Louis Braille Merelovusi Sistem Penulisan Aksara

Timo Tjahjanto Menyutradarai Film Nobody 2

Animasi 2D Mantap dari Indonesia ala Panji Tengkorak

Sejarah Awal Terbentuknya Pariwisata Sebagai Komoditas Budaya

Fitur Keamanan Instagram dan Youtube Bagi Anak Kecil dan Remaja

Sungai Sebagai Bagian Peradaban Manusia

Para Biarawan Sempat Membantu Inovasi Bahasa Isyarat

Gejala dan Pencegahan Demam Berdarah