Profil Pendiri Palang Merah Internasional Jean-Henri Dunant dan Sejarahnya

Foto Jean-Henri Dunant saat masih muda (Wikipedia).

Seorang pengusaha bernama Jean-Henri Dunant, sedang dalam perjalanan ke Italia Utara pada musim panas tahun 1859. Tujuannya adalah agar dapat bertemu raja Perancis Napoleon III. 

Dunant ingin berdiskusi tentang sebuah lahan yang raja Napoleon III miliki di Aljazair. Namun, yang dia saksikan adalah sisa Pertempuran Solferino.

Lembah Po di Italia penuh dengan sisa tubuh manusia dan tanah yang berlumuran genangan darah. Tragedi tersebut menginspirasi Dunant untuk menciptakan Palang Merah Internasional.

Dilansir dari National Geographic, Dunant adalah seorang pasifis (alias cinta kedamaian), yang berhasil mencanangkan Konvensi Jenewa (Geneva Convention) pertama. 

Sejak diberlakukannya Konvensi Jenewa, peraturan internasional khusus untuk daerah konflik pun harus ditaati oleh seluruh negara di dunia.

Pertempuran Solferino

Perancis dan Italia tengah bertempur bersama demi mengusir pasukan Austria dari Italia utara. Solferino adalah pertempuran utama yang bisa mengusir sepenuhnya Austria dari tanah Italia.

Dalam pertempuran satu hari saja, 22 ribu pasukan Austria tewas dan terluka. Ribuan lainnya dari pihak Italia dan Perancis meregang nyawa akibat pertempuran tersebut. 

Dunant tiba disana pada tanggal 24 Juni 1859, tepat saat Pertempuran Solferino sedang berlangsung. Banyak pasukan yang terluka telah tiba di kota Castiglione, dimana Dunant sedang menginap.

Seluruh kota dialih-fungsikan menjadi rumah sakit. Gereja, rumah kosong, serta bangunan milik pribadi digunakan sebagai ruang klinik. Jalanan pun penuh dengan pasukan yang berbaring terluka.

Profil dan Aksi Jean-Henri Dunant

Dunant pun ikut membantu dengan memesan makanan, obat, dan perban, ketika suplai makin berkurang di Castiglione.

Dia terkesan dengan dedikasi perempuan dari warga lokal, yang merawat pasukan aliansi dan musuhnya. Aksi tersebut sesuai dengan peribahasa tutti fratelli, yang berarti semua bersaudara.

Dunant yang Lahir Tahun 1928 adalah Seorang Kristen Protestan yang Taat Beragama

Saat berumur 17 tahun dia telah bergabung dengan Rumah Sedekah Masyarakat Jenewa. Saat berumur 19 dia mendirikan kelompok kajian Injil. 

Sejak tahun 1853, dia fokus mengembangkan bisnis di Aljazair, sambil tetap aktif dalam kegiatan beragama.

Saat menyaksikan horor pertempuran pertama kalinya di Italia, Dunant yang telah berumur 31 tahun pun beralih pandangan. Dunant sangat antipati terhadap aparat lokal yang tak acuh pada kondisi tersebut.

Dengan menulis buku berjudul Kenangan Solferino, Dunant menceritakan kengerian di Italia. Cetakan buku tersebut dikirim kepada seluruh kepala politik dan militer di Eropa.

Dari buku tersebut, dia meminta kepada dunia untuk membangun organisasi bantuan kemanusiaan. Satu proposal lainnya adalah mengamankan bantuan kemanusiaan bagi yang terluka di lokasi konflik.

Konvensi Jenewa Pertama

Dengan bantuan ahli hukum Swiss bernama Gustave Moynier, Dunant berhasil mengundang 16 negara pada musim semi tahun 1863. Namun, kesepakatan sulit didapat, dan hanya mencanangkan lambang saja.

Anggota bantuan kemanusiaan akan menggunakan ban lengan berlambang salib berwarna merah dengan latar putih. Lambang tersebut adalah kebalikan dari bendera negara Swiss.

Hukum internasional dicanangkan agar menghargai netralnya anggota bantuan kemanusiaan. Walau gagal, Pemerintah Swiss mengorganisir konferensi lainnya pada tahun 1864.

Konferensi tahun 1864 berhasil disepakati oleh 12 negara Eropa yang mencanangkan tiga resolusi. 

Resolusi tersebut adalah perlindungan terhadap rumah sakit di zona konflik, hak agar dapat merawat bagi seluruh pasukan yang terluka, dan perlindungan bagi warga sipil yang ikut merawat.

Konvensi Jenewa pertama pun berhasil dilaksanakan, yang disusul dengan tiga konvensi lainnya selama satu abad mendatang. Palang Merah Internasional tercipta dan mempengaruhi seluruh dunia.

Masyarakat Sabit Merah (Red Crescent Society) pun tercipta dari banyak negara muslim di dunia, yang terinspirasi oleh Palang Merah Internasional.

Walau kreasi Dunant berjasa, bisnis Dunant di Aljazair malah merugi. Dia akhirnya bangkrut dan dikeluarkan dari Palang Merah Internasional.

Dunant yang sedang sakit, akhirnya diberikan Hadiah Nobel demi Kemanusiaan pada tahun 1901 lalu. Dunant pun meninggal pada tahun 1910 dengan warisan Palang Merah Internasional bagi dunia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Negara Mengakui Kedaulatan Negara Palestina saat Majelis Umum PBB

Contoh Kasus Obat Resep Dokter Berujung Adiksi Heroin

Cara Louis Braille Merelovusi Sistem Penulisan Aksara

Timo Tjahjanto Menyutradarai Film Nobody 2

Animasi 2D Mantap dari Indonesia ala Panji Tengkorak

Sejarah Awal Terbentuknya Pariwisata Sebagai Komoditas Budaya

Fitur Keamanan Instagram dan Youtube Bagi Anak Kecil dan Remaja

Sungai Sebagai Bagian Peradaban Manusia

Para Biarawan Sempat Membantu Inovasi Bahasa Isyarat

Gejala dan Pencegahan Demam Berdarah