Lebih Sehat Bahan Makanan Segar atau dari Kulkas?
![]() |
Ilustrasi sayur dan buah di pasar tradisional (Pexels). |
Makanan yang didinginkan (atau dibekukan) di kulkas sering mendapat stigma buruk, padahal penelitian menunjukkan bahwa bahan makan tersebut cukup menyehatkan, dan bahkan lebih.
Sebuah kajian membandingkan nutrisi antara makanan dingin dan segar, dengan sampel dari jagung, wortel, brokoli, bayam, kacang polong, dan strawberi. Dilansir dari National Geographic, hasilnya adalah vitamin yang berada di makanan dingin atau beku ternyata sama, atau bahkan lebih tinggi daripada yang segar.
Penelitian lain menunjukkan, bahwa perbedaan utamanya adalah saat bahan makanan segar didinginkan, makanan akan kehilangan lebih banyak nutrisi setelah beberapa hari disimpan dalam kulkas.
Caroline Thomason, ahli pola makan dari Washington DC, Amerika Serikat menyatakan bahwa bahan makanan yang dingin tidak lebih baik buruk daripada bahan makanan segar.
Manfaat Bahan Makanan yang Didinginkan
Menurut para ahli, bahan makanan memiliki nutrisi tertinggi saat dipetik ranum. Tetapi ketika buah dan sayur dipanen, sisanya tergantung dari bentuk distribusi dan penjualannya.
Bahan makanan segar biasanya dipanen sebelum matang, untuk memastikannya tidak busuk saat dijual di pasar. Menurut Thomason, seluruh proses distribusi tersebut bisa mencapai waktu satu atau dua minggu lamanya.
Makanan yang didinginkan justru dipetik saat sedang puncak kematangannya, lalu disimpan dalam kotak pendingin nitrogen, alias kulkas hingga beku. Hal ini dimaksudkan agar nutrisi terjaga.
"Mendinginkan bahan makanan dapat mengunci nutrisinya, jadi vitamin dan anti-oksidan bertahan stabil dalam waktu yang lama," ujar Kylie Sakaida, seorang ahli pola makan dan penulis buku So Easy, So Good.
Karena lebih lama bertahan di dalam pendingin, makanan dapat berharga lebih murah, dan mengurangi jumlah makanan yang terbuang.
Manfaat Bahan Makanan yang Segar
Walau transportasi yang lebih lama menuju pasar buah dan sayuran, produk bahan makanan segar masih mengandung banyak nutrisi.
Bahkan, bahan makanan yang diproduksi petani lokal lebih menyehatkan lagi. Biasanya, makanan dari petani lokal dipetik saat puncak ranum, dan hanya menempuh jarak maksimum 70 kilometer saja agar sampai di pasar.
Contohnya adalah saat dari Kota Bandung yang pasarnya dipenuhi buah atau sayuran segar, yang mayoritas berasal dari Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Jaraknya hanya belasan kilometer saja antara pusat Kota Bandung, hingga Kecamatan Lembang.
Situasi yang sama terjadi pula di Amerika Serikat sana. Thomason menyatakan bahwa, "Makanan dari pasar petani lokal biasanya berjarak dua hari sejak dipanen, jadi sangatlah segar."
"Tergantung dari industrinya, tetapi biasanya produk petani lokal tidak diproduksi masal. Jadi, anda memiliki bahan makanan yang berasal dari tanah kaya nutrisi," tambahnya.
Sayangnya di Amerika Serikat sana, bahan makanan petani lokal lebih mahal daripada di toko grosir. Tidak seperti di Indonesia, yang tidak berbeda jauh harganya.
Kategori Makanan di Indonesia dan Tipsnya
Klasifikasi bahan makanan menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) Indonesia, diantaranya adalah makanan segar, olahan dan ultra olahan.
Contoh makanan segar adalah buah-buahan, sayuran, daging dan ikan segar yang mudah ditemukan di pasar-pasar.
Sementara makanan olahan adalah bahan makanan yang terproses kompleks, seperti pemanasan, pengawetan, dan penambahan bahan makanan seperti bumbu dan sebagainya.
Contoh makanan olahan adalah tempe, tahu, nasi goreng, roti, sosis, bakso, keripik, kerupuk, margarin, cokelat dan banyak jajanan ringan lainnya.
Terakhir adalah makanan ultra olahan, yang melalui banyak proses dan bahan tambahan, dengan contoh biskuit, mie instan, minuman bersoda dan makanan kemasan lainnya.
Dari jenis makanan tersebut, para ahli dari AS tidak bisa memastikan cara terbaik, untuk memilih antara bahan makanan segar atau dingin.
Justru jika ingin memilih makanan beku atau dingin, Thomason menyarankan bahwa brokoli adalah pilihan terbaik. "Pilihlah brokoli karena sanggup mempertahankan nustrisinya," ujarnya.
Sementara Sakaida menyarankan agar kedua teknik dipakai saja sekaligus. "Tidak ada satu teknik yang lebih baik atau buruk antara keduanya," ujarnya.
"Pada akhirnya, walau anda memilih bahan makanan segar atau dingin, yang penting adalah anda berhasil mendapatkan bahan makanan tersebut untuk dimasak," tutup Thomason.
Komentar
Posting Komentar