Google Play Store Menghapus Jutaan Aplikasi
![]() |
Ilustrasi aplikasi dari PlayStore (Pexels). |
Google sebagai salah satu perusahaan teknologi besar dunia, semakin gencar membersihkan Play Store khusus gawai Android miliknya.
Dilansir dari Tech Crunch, pada tahun 2024 lalu, Play Store menyediakan sekitar 3,4 juta aplikasi. Namun pada tahun 2025 ini, jumlah aplikasi di Play Store hanya sekitar 1,8 juta saja.
Jumlah aplikasi tersebut turun sekitar 47 persen dari sebelumnya. Memang, Google sempat meninggikan standar peluncuran aplikasi bagi Play Store miliknya sejak bulan Agustus tahun 2024 lalu.
Keadaan ini justru berbanding terbalik dengan kondisi aplikasi di Apple App Store. Justru jumlah aplikasi semakin meninggi di pesaing Google Play Store tersebut.
Tidak hanya merubah standar akses aplikasi agar dapat masuk ke Play Store, Google merubah pula standar agar aplikasi tersebut tetap berada di Play Store. Beberapa kualitas yang dirubah adalah kinerja, penggunaan, kemampuan, dan manfaatnya.
Masalahnya pun bukan hanya pada standar kualitas aplikasi tersebut. Beberapa aplikasi dengan kualitas rendah beresiko menyembunyikan niatan buruk. Aplikasi tersebut bisa saja menyisipkan malware, dan dapat menganggu privasi penggunanya.
Dilansir dari Forbes, Google menyatakan pada tahun lalu, bahwa aplikasi yang dihapus diantaranya adalah aplikasi tanpa fungsi khusus, contohnya aplikasi konversi teks ke PDF.
Kriteria lainnya adalah aplikasi dengan konten yang sedikit, contohnya adalah aplikasi satu gambar dinding saja, atau aplikasi yang tidak melakukan apapun sama sekali.
Nyelenehnya banyak aplikasi, menyebabkan pihak Google menghapus semuanya sekaligus. Banyak aplikasi beresiko tidak dapat diperbaharui lagi, baik oleh pengembang maupun penggunanya.
Namun Google menyatakan khusus kepada para penggunanya, bahwa aplikasi tidak dapat lagi diunduh dari Play Store. Sementara penggunanya dapat terus menggunakannya, kecuali dihapus dari gawai.
"Aplikasi tidak akan dihapus dan akan terus terpasang di dalam gawai, sehingga pengguna masih dapat melanjutkan fiturnya. Namun aplikasi tersebut tidak dapat diperbaharui," ujar Google.
"Jika pengguna menghapus aplikasi tersebut, mereka tidak dapat mengunduh ulang. Kecuali jika pengembang sanggup menyesuaikan standar kualitas dan merilis ulang di Google Play," tambahnya.
Jadi, resiko pengguna aplikasi yang telah terhapus di Play Store sepenuhnya dipegang oleh pengguna. Google menyarankan jika pengguna menemukan aplikasi yang tak bisa diperbaharui atau sudah tidak berada di Play Store, sebaiknya dihapus saja.
Untungnya jika pengguna telah berlangganan aplikasi tersebut, biaya langganan akan segera terputus otomatis karena Google Play Store sudah tidak menyediakan fiturnya.
Komentar
Posting Komentar