Debu Memiliki Banyak Kandungan Zat Kimiawi Abadi
![]() |
Ilustrasi menyapu debu menggunakan sapu (Pexels). |
Debu yang biasa kita bersihkan setiap hari di rumah tampaknya tidak berbahaya. Namun, para ahli berpendapat bahwa partikel kecil ini berbahaya bagi tubuh.
Dilansir dari National Geographic, Tasha Stoiber dari Grup Lingkungan menyatakan bahwa, "Debu dianggap hanya benda kotor saja. Namun, seharusnya debu adalah prioritas paling awal untuk dibersihkan."
Debu memiliki banyak kandungan, diantaranya adalah sel kulit mati, potongan rambut, sisa kulit hewan peliharaan, sisa baju, dan serat furniter. Tampaknya tidak begitu berbahaya, namun debu diisi pula oleh kutu, spora jamur, mikroplastik, serbuk sari, bakteri, dan partikel tanah.
Penelitian menemukan, bahwa setidaknya 45 partikel kimiawi yang berbahaya terkandung oleh debu dalam rumah. Studi lainnya menemukan, bahwa terdapat 258 jenis partikel yang terkandung dalam debu rumah.
Kandungan kimiawi tersebut diantaranya adalah ftalat, fenol, retardan api, pestisida, dan sebagainya. Unsur kimiawi tersebut biasa disebut sebagai zat polifluoroalkil (PFAS atau zat kimiawi abadi).
Bahkan pada studi tahun 2024 dari jurnal Lingkungan Internasional, menunjukkan bahwa 25 persen iritasi lingkungan berasal dari debu rumah. Penelitian pada bulan Februari 2025 lalu dari Journal Internasional Kanker, menunjukkan pula bahwa zat kimiawi rumah meninggikan resiko leukemia (kanker darah) bagi anak-anak.
Zat Kimia Dalam Debu Dapat Merusak Kesehatan Tubuh
Banyak zat kimiawi dalam debu bersifat anti-endokrin kimiawi (EDC), yang berarti zat tersebut meniru dan menghalangi hormon endokrin dalam tubuh. Proses tersebut dapat menganggu kesehatan tubuh.
"Debu adalah reservoir yang kuat bagi zat kimiawi rumahan, yang dapat bertahan hingga bertahun-tahun," ujar Robin Dodson, ilmuwan iritasi lingkungan dari Institut Silent Spring.
Zat kimiawi tersebut berada di udara, lantai dan seluruh permukaan rumah. Lalu terserap ke dalam tubuh saat kita menghirup, menelan, atau lewat kulit. "Banyak debu tersebut masuk ke dalam tenggorokan dan dicerna oleh perut," ujar Gabriel Filipelli, profesor dari Universitas Indiana, AS.
Dalam jangka waktu pendek, zat kimiawi tersebut dapat memicu iritasi pernapasan, alergi atau asma. Dalam jangka waktu panjang, zat EDC dapat memicu penyakit reproduksi, kanker, obesitas, diabetes tipe 2, penyakit kelenjar, hati, dan ginjal, serta gangguan defisit.
Resiko Penghuni Rumah Terpapar Penyakit Dari Debu
Para ahli menyatakan, bahwa batas resiko terpapar zat kimiawi debu tergantung dari sistem imun tubuh seseorang.
"Anak-anak lebih mudah terpapar debu karena ukuran tubuh mereka, sering duduk di lantai, dan sering beraktifitas dari tangan ke mulut," ujar Dodson. Mereka sangat rentan karena tubuh dan otak mereka masih dalam tahap perkembangan. Karena itu pada 1978 lalu, cat timah dilarang digunakan di rumah-rumah AS.
Wanita mengandung juga memiliki resiko yang lebih tinggi daripada yang lainnya. Hal tersebut diakibatkan oleh perkembangan janin dalam tubuh.
Stoiber menyatakan pula bahwa lansia dan orang dengan penyakit kronis, seperti penyakit jantung atau paru-paru, lebih beresiko terpapar zat kimiawi dari debu.
Cara Membuang Debu Tanpa Menyebarkannya
"Produk apapun yang anda bawa dari luar, zat kimiawinya tidak tetap berada dalam produk tersebut, dan justru malah menyebar ke banyak debu dalam rumah," ujar Stoiber.
Ketika membersihkan lapisan berdebu, lebih baik menggunakan pel berbahan katun yang basah oleh air sabun, air cuka, atau air soda kue. Debu akan lebih mudah menempel pada kain yang basah.
Jika menggunakan semprotan pembersih, semprotkan terlebih dahulu pada spons, agar debu tidak menyebar ke udara. Untuk membersihkan lantai, lebih baik langsung dipel basah daripada disapu. Cara terbaik lainnya adalah dengan menggunakan penyedot debu, yang dapat menyerap partikel kecil.
Terakhir, mencuci tangan anak sebelum makan dan membersihkan mainannya adalah cara baik lainnya.
Komentar
Posting Komentar