5000 Captcha dan reCaptcha Diklaim Berbahaya

 

Ilustrasi penipuan siber (Freepik).

Ingatkah anda tentang Bjorka? Seorang peretas entah darimana yang mengklaim dirinya memiliki ratusan juta identitas akun warga Indonesia.

Bahkan, Bjorka pada tahun 2022 lalu sempat meminta uang tebusan sebesar milyaran rupiah kepada Pemerintah Indonesia. Kementerian Pertahanan Indonesia tidak menganggap valid pernyataanya, dan membiarkan Bjorka lepas.

Walau kenyataanya di lapangan justru semakin berbahaya saja. Sering terjadi penipuan yang melibatkan akun rekening bank pengguna. 

Akun tersebut tidak dibobol sepenuhnya (alias uang hilang). Modus kriminal peretas hanya sebatas mengetahui jumlah deposito serta kondisi kredit (alias hutang) yang dimiliki akun tersebut.

Tentu dengan tingginya penggunaan internet banking di Indonesia, sebenarnya memudahkan pula modus operandi peretas. Kini, penggunaan Qris menjadi lahan baru bagi peretas tersebut.

Modus Operandi Captcha dan reCaptcha Palsu

Ternyata, ada modus operandi lainnya yang dilaksanakan oleh para peretas. Contohnya adalah menggunakan konfirmasi Captcha dan reCaptcha di banyak laman situs.

Jika anda sering membuka laman situs, pasti ingat akan konfirmasi reCaptcha "I Am Not A Robot", atau konfirmasi Captcha dengan memilih gambar yang sesuai perintah. 

Konfirmasi tersebut adalah satu bentuk keamanan laman situs, yang dapat mengecek identitas bot dan memperbolehkan pengguna asli masuk ke laman situs tersebut. 

Namun, setelah berkembangnya penggunaan Google Android, notabene kita bisa masuk akun langsung melalui Gmail saja. Hal tersebut mengurangi kebutuhan Captcha dan reCaptcha sebagai konfirmasi masuk laman situs.

Kini, Captcha dan reCaptcha malah menjadi modus operandi baru para peretas. Dilansir dari Forbes, setidaknya lima ribu Captcha dan reCaptcha terjangkit malware pencuri informasi.

Malware pencuri informasi tersebut bernama Lumma, yang khusus menjangkiti Captcha dan reCaptcha, yang terselip tautannya melalui unduhan dokumen PDF. 

Serangan Lumma yang Memalsukan Tes Captcha

Para peneliti keamanan siber yang bekerja di Netskope Threat Labs, telah menemukan banyak kata kunci untuk mengunduh dokumen PDF berbahaya di seluruh mesin peramban internet.

Dokumen PDF yang terselip akan terisi tautan menuju laman situs dengan Captcha palsu. Tujuan utamanya adalah agar dapat menemukan informasi kata sandi, nomor rekening bank serta informasi pribadi lainnya. 

"Peretas menggunakan Search Engine Optimization (SEO) agar menipu korbannya masuk ke laman situs yang berbahaya," ujar Jan Michael Alcantara dari Netskope. 

"Captcha palsu yang diselesaikan konfirmasinya dapat memasukkan perintah PowerShell, yang secara sepihak menyelundupkan malware bernama Lumma Stealer," tambahnya.

Setidaknya tujuh ribu pengguna dari Amerika Utara, Asia dan Eropa Selatan telah terjangkit malware tersebut.

Cara Menanggulangi Captcha dan reCaptcha Berbahaya

"Lebih dari empat ribu kata kunci telah terjangkit oleh malware Lumma Stealer ini," ujar Alcantara. Kata kunci yang digunakan contohnya adalah "pdf", "free", "download", dan "printable".

Jadi, jika sedang mengunduh dokumen PDF, dan menemukan bahwa isinya terdapat tautan yang mencurigakan, jangan diklik sama sekali. 

Jika terklik dan terhubung ke laman situs, Captcha serta reCaptcha-nya jangan diselesaikan. Segera tutup laman situs tersebut, dan dokumen PDF yang terunduh langsung dihapus saja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Negara Mengakui Kedaulatan Negara Palestina saat Majelis Umum PBB

Contoh Kasus Obat Resep Dokter Berujung Adiksi Heroin

Cara Louis Braille Merelovusi Sistem Penulisan Aksara

Timo Tjahjanto Menyutradarai Film Nobody 2

Animasi 2D Mantap dari Indonesia ala Panji Tengkorak

Sejarah Awal Terbentuknya Pariwisata Sebagai Komoditas Budaya

Fitur Keamanan Instagram dan Youtube Bagi Anak Kecil dan Remaja

Sungai Sebagai Bagian Peradaban Manusia

Para Biarawan Sempat Membantu Inovasi Bahasa Isyarat

Gejala dan Pencegahan Demam Berdarah